Hadits Masyhur (المشهور)

Tags:
  1. Definisinya:
  • Secara bahasa: adalah isim maf’ul dari (شَهَرْتُ الأمرُaku mengumumkan suatu perkara) ketika ia menyiarkannya atau mengumumkannya. Dinamakan demikian karena terangnya perkara itu.
  • Secara istilah: adalah hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih dalam setiap tingkatan periwayatannya yang tidak sampai pada tingkatan mutawatir.
  1. Contohnya:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا

“Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu sekaligus mencabutnya dari hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama hingga bila sudah tidak tersisa ulama maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan”. (HR. Bukhari, Muslim, At-Thabrani, dan Ahmad dari empat orang sahabat).

  1. Mustafidh (المُسْتَفِيْضُ)
  • Secara bahasa: isim fa’il dari (استفاضtersebar) terbentuk dari (فاض الماء-air mengalir). Dinamakan demikian karena sebarannya.
  • Secara istilah: terdapat perbedaan pendapat dalam definisi al-mustafidh ini pada tiga pendapat sebagai berikut:
    • Al-mustafidh adalah hadits yang secara istilah sinonim dengan hadits masyhur.
    • Al-mustafidh adalah hadits yang lebih khusus daripada hadits masyhur karena pada hadits yang al-mustafidh disyaratkan jumlah sanadnya sama pada awal dan akhirnya sedangkan pada hadits masyhur tidak disyaratkan demikian.
    • Al-mustafidh adalah hadits yang lebih umum daripada hadits masyhur. Ini adalah kebalikan daripada pendapat yang kedua di atas.

 

  1. Hadits Masyhur Tidak Secara Istilah

Yang dimaksud dengan hadits masyhur ini adalah hadits yang terkenal atau masyhur di lisan – lisan manusia tanpa menganggap syarat – syarat hadits masyhur secara istilah. Hadits masyhur ini terdiri atas:

  • Hadits yang sanadnya hanya satu.
  • Hadits yang sanadnya lebih dari satu.
  • Hadits yang tidak mempunyai sanad asal.

 

  1. Jenis – Jenis Hadits Masyhur Tidak Secara Istilah
    • Masyhur di antara ahli hadits secara khusus misalnya seperti hadits Anas:

«قَنَتَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَهْرًا يَدْعُو عَلَى رِعْلٍ وَذَكْوَانَ»

“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam qunut selama sebulan mendoakan Bani Ri’lin dan Dzakwan.” HR. Bukhari dan Muslim.

  • Masyhur di antara ahli hadits, ulama’, dan orang awam misalnya seperti hadits:

المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

“Seorang Muslim itu adalah orang yang kaum muslimin itu selamat dari lisan dan tangannya.” HR. Bukhari dan Muslim.

  • Masyhur di antara para ahli fiqih, misalnya seperti hadits:

أَبْغَضُ الحَلاَلِ إِلى اللهِ الطَّلاَقُ

“Perkara halal yang paling dibenci Allah adalah Thalaq”. Dishahihkan oleh al-Hakim dalam al-Mustadrak nya dengan lafadz:

مَا أَحَلَّ اللَّهُ شَيْئًا أَبْغَضَ إِلَيْهِ مِنَ الطَّلَاقِ

  • Masyhur di antara para ahli ushul, misalnya seperti hadits:

رفع عن أمتي الخطأ والنسيان وما استكرهوا عليه

“diangkat dari ummatku (tidak dianggap) kesalahan (yang tidak disengaja), lupa, dan sesuatu yang dilakukan karena paksaan”. Ibnu Hibban dan al-Hakim menshahihkannya.

  • Masyhur di antara para ahli tata Bahasa:

نِعْمَ العَبْدُ صُهَيْبٌ، لَوْ لَمْ يَخَفِ الله لَمْ يَعْصِهِ

”Sebaik-baik hamba Allah adalah Shuhaib, seandainya tidak takut Allah dia tidak akan berbuat maksiat.” (hadits ini tidak ada asal-usulnya)

  • Masyhur di antara orang awam:

الْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ

“Ketergesa – gesaan itu dari Syaithan”. Dikeluarkan oleh at-Tirmidzi dan beliau menghasankannya.

 

  1. Hukum Hadits Masyhur:

Hadits yang masyhur secara istilah maupun yang tidak secara istilah tidak disifati sebagai shahih ataupun selain shahih pada permulaannya, akan tetapi setelah pembahasan khusus teranglah bahwa pada hadits yang masyhur ada yang shahih, hasan, dhaif, dan juga maudhu’ (palsu). Akan tetapi ketika hadits masyhur secara istilah adalah shahih, maka status itu menjadi ciri baginya bahwa hadits tersebut lebih rajih daripada hadits yang aziz dan gharib.

  1. Kitab – Kitab yang Paling Masyhur Dalam Masalah Ini:

Yang dimaksud dengan kitab – kitab yang menulis hadits – hadits masyhur di sini adalah hadits – hadits yang masyhur dalam lisan – lisan kaum muslimin dan bukan hadits yang masyhur secara istilah. Kitab – kitab tersebut di antaranya adalah:

  • (المقاصد الحسنة، فيما اشتهر على الألسنة) Al-Maqashid al-Hasanah fii maa Isytahara ‘ala al-alsinah, karya As-Sakhawi.
  • (كشف الخفاء، ومزيل الإلباس، فيما اشتهر من الحديث على ألسنة الناس) Kasyful Khafaa’ wa Muziilul Ilbas fii maa Isytahara Minal Hadits ‘ala Alsinatin Naas, karya Al-Ajluni.
  • (تمييز الطيب من الخبيث، فيما يدور على ألسنة الناس من الحديث) Tamyiiz ath-Thayyib minal Khabiits Fiimaa Yaduuru ‘ala Alsinatin Naas, karya Ibnu ad-Daiba’ asy-Syaibani.

 

Maraji’:

Mahmud Ahmad Thahhan. Taisir Musthalah al-Hadits.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *