Category Archives: Fiqh

Zakat Buah – Buahan

Published by:

Zakat buah – buahan diwajibkan pada dua jenis:

1. Buah kurma.
2. Buah anggur.

Abu Dawud meriwayatkan dan dihasankan oleh at-Tirmidzi dari ‘Attab bin Usaid, ia berkata;

أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُخْرَصَ الْعِنَبُ كَمَا يُخْرَصُ النَّخْلُ وَتُؤْخَذُ زَكَاتُهُ زَبِيبًا كَمَا تُؤْخَذُ زَكَاةُ النَّخْلِ تَمْرًا

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk memperkirakan jumlah anggur sebagaimana memperkirakan jumlah kurma dan diambil zakatnya dalam bentuk kismis sebagaimana pohon kurma diambil zakatnya dalam bentuk kurma kering.

Al-Khorsh (الخَرْص) : perkiraan jumlah kurma kering dari sejumlah kurma basah dan jumlah kismis dari sejumlah anggur segar.

Adapun syarat – syarat wajibnya zakat buah – buahan ada empat:

1. Islam.
2. Merdeka.
3. Kepemilikan sempurna.
4. Mencapai nishab.

Wallahu ‘alam bi as-shawab.

Rujukan:
al-Bugha, Dr. Musthafa Diib. At-Tadzhib fii Adillat Matan al-Ghayah wa at-Taqrib.

Syarat Wajib Zakat Pertanian

Published by:

Zakat atas tanam – tanaman pertanian diwajibkan dengan tiga syarat:

1. Tanaman itu adalah dari apa yang ditanam oleh manusia.

2. Merupakan bahan makanan (القوت) yang dapat disimpan.

Yakni memungkinkan untuk menyimpannya tanpa merusaknya. (القوت) adalah makanan pokok pada umumnya bagi penduduk negeri. Maksudnya adalah gandum, jerawut, buncis, kacang, dan yang semisal dengan itu.

3. Mencapai nishob yaitu lima wasaq (kurang lebih setara 715 kg) tanpa kulitnya. Penjelasan detil beserta dalilnya akan kami bahas lebih lanjut pada pembahasan mengenai nishob – nishob zakat.

Wallahu ‘alam bi as-shawab.

Rujukan:
al-Bugha, Dr. Musthafa Diib. At-Tadzhib fii Adillat Matan al-Ghayah wa at-Taqrib.

Zakat Barang Berharga

Published by:

Zakat atas barang berharga diwajibkan atas dua barang yaitu emas dan perak. Asal pensyariatan kewajiban zakat emas dan perak adalah firman Allah ta’ala:

وَٱلَّذِینَ یَكۡنِزُونَ ٱلذَّهَبَ وَٱلۡفِضَّةَ وَلَا یُنفِقُونَهَا فِی سَبِیلِ ٱللَّهِ فَبَشِّرۡهُم بِعَذَابٍ أَلِیمࣲ

“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih.” QS. At-Taubah: 34.

Makna (الكَنْز) adalah harta yang tidak ditunaikan zakatnya. Al-Bukhari meriwayatkan tafsir ayat ini dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma beliau berkata: Continue reading

Zakat Hewan Ternak

Published by:

Tiga jenis hewan ternak berikut ini wajib dizakati:

1.Unta
2. Sapi
3. Kambing.

Dalil wajibnya zakat pada jenis – jenis hewan tersebut serta syarat – syaratnya yang akan kita bahas nanti adalah riwayat al-Bukhari dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu:

أَنَّ أَبَا بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ كَتَبَ لَهُ هَذَا الْكِتَابَ لَمَّا وَجَّهَهُ إِلَى الْبَحْرَيْنِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ هَذِهِ فَرِيضَةُ الصَّدَقَةِ الَّتِي فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمُسْلِمِينَ وَالَّتِي أَمَرَ اللَّهُ بِهَا رَسُولَهُ فَمَنْ سُئِلَهَا مِنْ الْمُسْلِمِينَ عَلَى وَجْهِهَا فَلْيُعْطِهَا وَمَنْ سُئِلَ فَوْقَهَا فَلَا يُعْطِ

“Bahwa Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu telah menulis surat ini kepadanya (tentang aturan zakat) ketika dia mengutusnya ke negeri Bahrain: “Bismillahirrahmaanirrahiim. Inilah kewajiban zakat yang telah diwajibkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam terhadap kaum Muslimin dan seperti yang diperintahkan oleh Allah dan rasul-Nya tentangnya, maka barangsiapa dari kaum Muslimin diminta tentang zakat sesuai ketentuan maka berikanlah dan bila diminta melebihi ketentuan maka jangan memberinya…”

Continue reading

Wajibnya Zakat

Published by:

Zakat itu wajib hukumnya atas lima hal berikut ini:

1.Hewan ternak.
2.Barang – barang berharga.
3.Pertanian.
4.Buah – buahan.
5.Barang dagangan.

Asal dari wajibnya zakat secara mutlak terdapat pada beberapa ayat di antaranya adalah:

Continue reading

Boleh Menangisi Mayit dan Sunnahnya Menghibur Mereka Yang Kesusahan

Published by:

Tidak mengapa menangisi mayit tanpa نَوْح yaitu perbuatan atau perkataan yang menampakkan kesedihan menafikan kepasrahan dan ketundukan terhadap ketetapan Allah ta’ala. Termasuk di antara kesedihan yang dilarang adalah merobek – robek baju, menampar – nampar pipi, dan yang semisalnya. Meratap yang demikian itu adalah sebuah keharaman dalam syariat Allah azza wa jalla.

Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwasanya beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menangis atas anak beliau Ibrahim sebelum wafatnya. Ketika beliau melihatnya meninggal dunia beliau bersabda:

Continue reading

Puasa Berdasarkan Perkataan Ahli Hisab dan Astrolog

Published by:

Tidak boleh menetapkan bulan Ramadhan dengan tanda – tanda yang bersifat dugaan yang dibangun di atas hisab atau pengamatan bintang – bintang. Maka tidak diterima perkataannya ahli astronomi mengenai kemungkinan terlihatnya hilal.

Akan tetapi ahli hisab yang mengikuti tempat – tempat beredarnya bulan dan ukuran perjalanannya, jika kita tidak menetapkan bulan Ramadhan dengan perhitungannya, ia boleh berpuasa bagi dirinya sendiri jika kuat dugaannya masuk bulan Ramadhan. Puasanya ini mencukupi kewajibannya jika telah dipastikan masuk bulan Ramadhan dengan dalil – dalil syar’i.

Yang demikian ini bila ahli hisab tersebut menetapkan bahwa hilal dapat terlihat. Jika ia menetapkan tidak adanya kemungkinan terlihatnya hilal maka hal itu akan kami jelaskan dalam pembahasan selanjutnya mengenai persaksian seseorang yang melihat hilal.

Rujukan:

Fiqih As-Shiyam oleh Dr. Muhammad Hasan Hitou