Tidak Berlebih – Lebihan di Dalam Nasehat

Dari Wail Syaqiq bin Salamah beliau berkata:

كَانَ عَبْدُ اللَّهِ يُذَكِّرُ النَّاسَ فِي كُلِّ خَمِيسٍ فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ لَوَدِدْتُ أَنَّكَ ذَكَّرْتَنَا كُلَّ يَوْمٍ قَالَ أَمَا إِنَّهُ يَمْنَعُنِي مِنْ ذَلِكَ أَنِّي أَكْرَهُ أَنْ أُمِلَّكُمْ وَإِنِّي أَتَخَوَّلُكُمْ بِالْمَوْعِظَةِ كَمَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَخَوَّلُنَا بِهَا مَخَافَةَ السَّآمَةِ عَلَيْنَا

Bahwa Abdullah memberi pelajaran kepada orang-orang setiap hari Kamis, kemudian seseorang berkata, “Wahai Abu Abdurrahman, sungguh aku ingin kalau Anda memberi pelajaran kepada kami setiap hari” dia berkata, “Sungguh aku enggan melakukannya, karena aku takut membuat kalian bosan, dan aku ingin memberi pelajaran kepada kalian sebagaimana Nabi ﷺ memberi pelajaran kepada kami karena khawatir kebosanan akan menimpa kami”. HR. Bukhari

Adapun redaksi dalam Shahih Muslim adalah sebagai berikut:

كَانَ عَبْدُ اللَّهِ يُذَكِّرُنَا كُلَّ يَوْمِ خَمِيسٍ فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ إِنَّا نُحِبُّ حَدِيثَكَ وَنَشْتَهِيهِ وَلَوَدِدْنَا أَنَّكَ حَدَّثْتَنَا كُلَّ يَوْمٍ فَقَالَ مَا يَمْنَعُنِي أَنْ أُحَدِّثَكُمْ إِلَّا كَرَاهِيَةُ أَنْ أُمِلَّكُمْ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَتَخَوَّلُنَا بِالْمَوْعِظَةِ فِي الْأَيَّامِ كَرَاهِيَةَ السَّآمَةِ عَلَيْنَا

Abdullah menyampaikan nasihat untuk kami setiap hari Kamis lalu seseorang berkata padanya: Hai Abu Abdurrahman, kami menyukai penyampaianmu. Kami ingin kau menceritakan kepada kami setiap hari. Abdullah berkata, Tidak ada yang menghalangiku untuk menceritakan kepada kalian selain karena aku tidak ingin membuat kalian jemu. Rasulullah ﷺ mengatur (penyampaian) nasihat pada kami dalam beberapa hari karena tidak mau membuat kami jemu.

Bahasa Hadits

يُذَكِّرُنَا
Mengingatkan kami, yakni dengan hukum – hukum syariat, atau mengingatkan kami dengan balasan bagi ketaatan dan hukuman atas kemaksiatan.

لَوَدِدْتُ
Aku menyukai.

Faidah Hadits

1. Sederhana dalam nasehat dan petunjuk. Sebab sudah merupakan tabiat jiwa untuk bosan jika hal itu berlangsung terus menerus atasnya meskipun itu adalah perkara yang disukainya.

2. Anjuran memilih waktu – waktu yang penuh energi / bersemangat untuk pengajaran dan nasehat.

3. Keinginan para sahabat untuk mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam perkataan – perkataannya dan perbuatan – perbuatannya.

Wallahu ‘alam bi as-shawab.

Rujukan:
al-Bugha, Dr. Musthafa dkk. Nuzhatul Muttaqin Syarh Riyadhus Shalihin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *