Tata Cara Sholat Jenazah

Shalat jenazah dilaksanakan dengan empat kali takbir.

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَعَى النَّجَاشِيَّ فِي الْيَوْمِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ وَخَرَجَ بِهِمْ إِلَى الْمُصَلَّى فَصَفَّ بِهِمْ وَكَبَّرَ عَلَيْهِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ

“Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengumumkan kematian An-Najasyi pada hari kematiannya lalu Beliau keluar bersama mereka menuju tanah lapang kemudian Beliau membariskan mereka dalam shaf lalu Beliau bertakbir empat kali”.

1. Membaca al-Fatihah setelah takbir yang pertama.

Imam Bukhari meriwayatkan dari Thalhah bin Abdullah bin Auf beliau berkata:

صَلَّيْتُ خَلْفَ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
عَلَى جَنَازَةٍ فَقَرَأَ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ قَالَ لِيَعْلَمُوا أَنَّهَا سُنَّةٌ

“Aku shalat dibelakang Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma pada suatu jenazah, lalu ia membaca surat Al Fatihah, ia berkata, agar orang-orang tahu bahwa itu merupakan sunah”.

2. Bersholawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam setelah takbir yang kedua.

As-Syafi’i meriwayatkan di dalam Musnadnya dan an-Nasa’i dengan sanadnya yang shahih dari Abi Umamah bin Sahl radhiyallahu ‘anhu: bahwa salah seorang laki – laki dari sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan kepadanya:

أَنَّالسُّنَّةَ فِي الصَّلَاةِ عَلَى الْجِنَازَةِ أَنْ يُكَبِّرَ الْإِمَامُ ثُمَّ يَقْرَأَ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ بَعْدَ التَّكْبِيرَةِ الْأُولَى سِرًّا فِي نَفْسِهِ ، ثُمَّ يُصَلِّي عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيُخْلِصُ الدُّعَاءَ لِلْجِنَازَةِ فِي التَّكْبِيرَاتِ لَا يَقْرَأُ فِي شَيْءٍ مِنْهُنَّ ، ثُمَّ يُسَلِّمُ سِرًّا فِي نَفْسِهِ

Bahwasanya merupakan sunnah di dalam sholat jenazah imam bertakbir kemudian membaca al-Fatihah dengan lirih dalam dirinya sendirinya setelah takbir yang pertama, kemudian membaca sholawat atas Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan mengikhlaskan doa bagi jenazah dalam dua takbir, tidak membaca sesuatupun pada keduanya, kemudian mengucapkan salam secara lirih dalam dirinya.

3. Berdoa bagi mayit setelah takbir yang ketiga.

Imam Muslim meriwayatkan dari Auf bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menshalatkan jenazah, dan saya hafal do’a yang beliau ucapkan::

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ مِنْ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنْ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ أَوْ مِنْ عَذَابِ النَّارِ

“Ya Allah, ampunilah dosa-dosanya, kasihanilah ia, lindungilah ia dan maafkanlah ia, muliakanlah tempat kembalinya, lapangkan kuburnya, bersihkanlah ia dengan air, salju dan air yang sejuk. Bersihkanlah ia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau telah membersihkan pakaian putih dari kotoran, dan gantilah rumahnya -di dunia- dengan rumah yang lebih baik -di akhirat- serta gantilah keluarganya -di dunia- dengan keluarga yang lebih baik, dan pasangan di dunia dengan yang lebih baik. Masukkanlah ia ke dalam surga-Mu dan lindungilah ia dari siksa kubur atau siksa api neraka.”

Lafadz doa tersebut adalah bagi mayit laki – laki, adapun bagi mayit perempuan doanya adalah sebagai berikut:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا وَأَكْرِمْ نُزُلَهَا وَوَسِّعْ مُدْخَلَهَا وَاغْسِلْهَا بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهَا مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهَا دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهَا وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهَا وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهَا وَأَدْخِلْهَا الْجَنَّةَ وَأَعِذْهَا مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ أَوْ مِنْ عَذَابِ النَّارِ

Juga doa yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi dan Abu Dawud dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika sholat jenazah membaca:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا وَشَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا وَصَغِيرِنَا وَكَبِيرِنَا وَذَكَرِنَا وَأُنْثَانَا اللَّهُمَّ مَنْ أَحْيَيْتَهُ مِنَّا فَأَحْيِهِ عَلَى الْإِسْلَامِ وَمَنْ تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى الْإِيمَانِ

“Ya Allah, ampunilah orang yang masih hidup di antara kami dan orang yang sudah meninggal, orang yang hadir di antara kami dan orang yang tidak hadir, orang yang masih kecil di antara kami dan orang yang sudah tua, yang laki-laki dan yang perempuan kami. Ya Allah, orang yang Engkau hidupkan di antara kami maka hidupkanlah dia dalam (keadaan) Islam, orang yang Engkau wafatkan dari kami, maka wafatkanlah mereka dalam keadaan iman”.

4. Membaca doa berikut ini setelah takbir yang keempat.

اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلَا تُضِلَّنَا بَعْدَهُ

“Ya Allah, janganlah Engkau halangi kami dari mendapatkan pahalanya dan janganlah Engkau sesatkan kami setelah kematiannya!”

5. Mengucapkan salam setelah takbir yang keempat.

Al-Baihaqi meriwayatkan dengan sanad yang baik dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu beliau berkata:

كان النبي صلى الله عليه وسلم يفعل التسيلم على الجنازة مثل التسليم في الصلاة.

“Adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan salam atas jenazah semisal salam dalam sholat.”

Wallahu ‘alam bi as-shawab.

Rujukan:
al-Bugha, Dr. Musthafa Diib. At-Tadzhib fii Adillat Matan al-Ghayah wa at-Taqrib.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *