Dari Abdullah bin ‘Amru bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ
“Empat hal bila ada pada seseorang maka dia adalah seorang munafiq tulen, dan barangsiapa yang terdapat pada dirinya satu sifat dari empat hal tersebut maka pada dirinya terdapat sifat nifaq hingga dia meninggalkannya. Yaitu, jika diberi amanat dia khianat, jika berbicara dusta, jika berjanji mengingkari dan jika berseteru ia melampaui batas”. HR. Bukhari.
Penjelasan Hadits
Hadits ini adalah sebagaimana hadits yang sebelumnya mengenai tiga tanda – tanda orang munafik dengan tambahan:
وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ
“Jika berseteru ia melampaui batas”.
Yakni jika ia berseteru dengan seseorang, bertambahlah permusuhan dan melampaui batasnya. Tidaklah ada satu kalimat yang jahat kecuali ia luncurkan. Ini adalah termasuk sifatnya orang – orang yang durhaka, bukan termasuk sifatnya orang – orang yang beriman yang berbuat kebajikan. Yaitu orang – orang beriman yang memiliki sifat sebagaimana firman-Nya:
وَإِذَا خَاطَبَهُمُ ٱلۡجَـٰهِلُونَ قَالُوا۟ سَلَـٰمࣰا
“Dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan “salam”. QS. Al-Furqan: 63.
Yakni mereka mengucapkan perkataan yang lembut yang selamat dari dosa dan melukai. Mereka tidak mengacuhkan seseorang pun dan tidak keji perkataannya.
Di dalam hadits yang mulia disebutkan:
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلَا اللَّعَّانِ وَلَا الْفَاحِشِ وَلَا الْبَذِيءِ
“Tidaklah termasuk hamba yang mu’min, yaitu mereka yang selalu mengungkap aib, melaknat, berperangai buruk dan suka menyakiti.” HR. At-Tirmidzi. Beliau berkata hadits ini adalah hadits hasan gharib.
Maknanya adalah: tidaklah sempurna keimanan seseorang yang mencela, melaknat, keji dalam perkataan, dan suka menyakiti dalam perkataan dan perbuatannya.
Hadits yang kita bahas saat ini menunjukkan bahwa munafiq tulen itu adalah orang yang padanya terdapat empat sifat tersebut. Ketika padanya terdapat salah satu dari sifat tersebut, maka padanya terdapat ciri orang – orang munafik hingga ia meninggalkan perilaku tersebut.
Wallahu ‘alam bi as-shawab.
Disarikan dari Syarah al-Muyassar Li Shahih al-Bukhari oleh Syaikh Muhammad ‘Ali As-Shabuni.