Tag Archives: Sirah Nabawiyah

Pemboikotan Nabi dan Kaummnya Secara Menyeluruh

Published by:

Selama empat pekan, tepatnya selama jangka waktu yang relatif singkat, ada empat kejadian besar di mata orang-orang musyrik, yaitu: Hamzah masuk Islam, disusul Umar, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menolak tawaran mereka dan kesepakatan bersama yang dijalin Bani Al-Muththalib dan Bani Hasyim , yang kafir maupun yang Muslim, untuk melindungi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka orang-orang musyrik merasa bingung dan memang mereka layak untuk merasa bingung. Mereka sadar, jika darah Muhammad tumpah karena ulah mereka, maka Makkah pasti akan digenangi darah manusia dan bahkan bisa membinasakan mereka semua. Karena menyadari hal ini, mereka beralih ke bentuk kezhaliman lain yang bukan pembunuhan, tetapi dengan sasaran yang sama. Continue reading

Abu Thalib Mengumpulkan Bani Hasyim dan Bani Abdul Muththalib

Published by:

Perjalanan situasi dan kondisi telah banyak yang berubah. Tetapi Abu Thalib masih dibayangi kekhawatiran terhadap gangguan orang-orang musyrik terhadap anak saudaranya. Dia menyimak kembali satu dua peristiwa yang sudah terjadi. Orang-orang musyrik pernah mengancamnya agar dia menghentikan anak saudaranya, kemudian berusaha menukarnya dengan Ammarah bin Al-Walid untuk dibunuh, Abu Jahal pernah mendatangi anak saudaranya sambil membawa batu untuk ditimpukkan kepadanya, Uqbah bin Abu Mu’ith pernah menjerat leher anak saudaranya dengan pakaiannya dengan maksud untuk membunuhnya, dan lain-lainnya. Abu Thalib mengingat-ingat kembali semua kejadian ini. Dia bisa mencium bau busuk yang menyengat di dalam sanubarinya dan merasa yakin bahwa orang-orang musyrik hendak merusak perlindungannya, dengan maksud menghabisi anak saudaranya. Hamzah atau Umar atau siapa pun tentu tak akan sanggup menghalangi orang-orang musyrik itu.

Abu Thalib merasa yakin dengan hal itu, bahwa mereka telah sepakat untuk membunuh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam secara terang-terangan. Kesepakatan itu juga telah diisyaratkan di dalam firman Allah,

أَمْ أَبْرَمُوا أَمْرًا فَإِنَّا مُبْرِمُونَ

“Bahkan mereka telah menetapkan satu tipu daya (jahat), maka sesungguhnya Kami menetapkan (pula).” (Az-Zukhruf:79)

Lalu apa yang dikatakan Abu Thalib? Dia berdiri di tengah anggota keluarganya dari Bani Hasyim, Bani Al-Muththalib dan Abdi Manaf, meminta kesediaan mereka untuk melindungi anak saudaranya. Ternyata mereka menyanggupinya, yang kafir maupun yang Muslim, sebagai langkah untuk menjaga kekerabatan. Yang tidak bergabung dalam kesediaan ini adalah saudaranya, Abu Lahab. Dia memisahkan diri dari mereka dan bergabung bersama orang-orang Quraisy lainnya.

Rujukan:
Sirah Nabawiyah/Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri; Penerjemah: Kathur Suhardi; Penyunting: Yasir Maqosid; cet. 1–Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997.

Duta Quraisy Tercenung di Hadapan Rasulullah

Published by:

Setelah dua pahlawan yang gagah berani masuk Islam, yaitu Hamzah dan Umar, maka mendung serasa menggelantung dan orang-orang musyrik kerepotan mencari bentuk penyiksaan dan tekanan terhadap orang-orang Muslim. Mereka berusaha mengajukan berbagai macam penawaran kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang memungkinkan bisa diajukan, dengan satu tujuan, menghentikan dakwah. Mereka tidak sadar, apa pun yang sudah mendapat siraman sinar matahari, tak kan lagi ada artinya sehelai sayap nyamuk di hadapan dakwah beliau. Tidak heran jika kemudian mereka gagal mencapai apa yang mereka harapkan. Continue reading

Umar bin Al-Khaththab Masuk Islam

Published by:

Di tengah udara yang pengap karena dipenuhi awan kesewenang-wenangan dan kezhaliman, muncul berkas cahaya lain yang lebih terang dari cahaya yang pertama, yaitu keislaman Umar bin Al-Khaththab. Dia masuk Islam pada bulan Dzul Hijjah pada tahun keenam dari nubuwah, tepatnya tiga hari setelah keislaman Hamzah bin Abdul Muththalib. Continue reading

Hamzah bin Abdul Muththalib Masuk Islam

Published by:

Di tengah udara yang pengap karena dipenuhi awan kesewenang-wenangan dan kezhaliman, muncul seberkas cahaya dihadapan orang-orang yang jalannya terhalang, yaitu keislaman Hamzah bin Abdul Muththalib radhiyallahu ‘anhu. Dia masuk Islam di akhir tahun keenam dari nubuwah. Menurut pendapat mayoritas, dia masuk Islam pada bulan Dzul Hijjah. Continue reading

Ide Orang Quraisy Untuk Menghabisi Nabi

Published by:

Setelah orang-orang Quraisy mengalami kegagalan dalam dua kali kedatangan mereka untuk mempengaruhi Abu Thalib, maka mereka kembali bersikap keras dan bengis, bahkan jauh lebih keras dari sebelumnya. Pada hari-hari itu, tiba-tiba muncul ide di kepala para thaghut mereka untuk menghabisi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dengan cara lain. Tetapi justru kebengisan dan munculnya ide semacam itu yang semakin mengokohkan posisi Islam, dengan masuknya dua pahlawan Makkah yaitu Hamzah bin Abdul Muththalib dan Umar bin Al-Khaththab.

Di antara bentuk kebengisan itu, suatu hari Uthbah bin Abu Lahab menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, seraya berkata, “Aku mengingkari ayat, ‘Demi bintang ketika terbenam’, dan ‘Yang mendekati lalu bertambah dekat lagi (Jibril)’. Kemudian dia mulai mengganggu beliau, merobek baju beliau dan meludah ke muka beliau. Untungnya ludah itu tidak mengenai sasaran. Saat itu beliau berdoa, “Ya Allah, buatlah dia dilahap seekor anjing dari ciptaan-Mu.” Continue reading

Quraisy Mengancam Abu Thalib Agar Menghentikan Nabi

Published by:

Para pembesar Quraisy mendatangi Abu Thalib dan mereka berkata kepadanya, “Wahai Abu Thalib, engkau adalah orang yang paling tua, terhormat, dan berkedudukan di tengah kami. Kami sudah pernah memintamu untuk menghentikan anak saudaramu, namun engkau tidak melakukannya. Demi Allah, kami sudah tidak sabar lagi menghadapi masalah ini. Siapa yang mengumpat bapak-bapak kami, membodohkan harapan-harapan kami dan mencela sesembahan kami, maka hentikanlah dia, atau kami menganggapmu dalam pihak dia, hingga salah satu dari kedua belah pihak di antara kita binasa. ” Continue reading