Tafsir Surat Quraisy

Tags:

Surat ini adalah surat Makkiyah

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ لِإِیلَـٰفِ قُرَیۡشٍ * إِۦلَـٰفِهِمۡ رِحۡلَةَ ٱلشِّتَاۤءِ وَٱلصَّیۡفِ * فَلۡیَعۡبُدُوا۟ رَبَّ هَـٰذَا ٱلۡبَیۡتِ * ٱلَّذِیۤ أَطۡعَمَهُم مِّن جُوعࣲ وَءَامَنَهُم مِّنۡ خَوۡفِۭ

“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka‘bah), yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan.” QS. Quraisy: 1-4.

Dalam Mushaf Imam (mushafnya Ustman bin Affan) surat ini terpisah dari surat sebelumnya. Mereka menuliskan di antara keduanya (بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ) meskipun ada kaitannya dengan sebelumnya sebagaimana dinyatakan oleh Muhammad bin Ishaq dan Abdurrahman bin Yazid karena maknanya menurut keduanya adalah: kami tahan pasukan gajah itu dari Makkah dan kami celakakan pemiliknya karena kebiasaan orang Quraisy yakni kebiasaan mereka dan berkumpulnya mereka di negeri mereka dengan aman.

Dikatakan: yang dimaksud dengan yang demikian itu adalah rihlah yang biasa mereka lakukan di musim dingin ke Yaman dan di musim panas ke Syam untuk mengunjungi tempat berdagang dan sebagainya. Kemudian mereka kembali ke negeri mereka dengan aman dalam perjalanan mereka karena kemuliaan mereka di sisi manusia dan kedudukan mereka sebagai penduduk yang dimuliakan Allah. Maka siapa saja yang mengenal mereka maka mereka dimuliakan dan siapa saja yang berjalan bersama mereka maka mereka aman bersamanya. Ini adalah keadaan mereka dalam perjalanan – perjalanan mereka dan rihlah – rihlah mereka di musim dingin dan musim panas.

Adapun keadaan mereka dalam negeri maka sebagaimana firman Allah ta’ala:

أَوَلَمۡ یَرَوۡا۟ أَنَّا جَعَلۡنَا حَرَمًا ءَامِنࣰا وَیُتَخَطَّفُ ٱلنَّاسُ مِنۡ حَوۡلِهِمۡۚ أَفَبِٱلۡبَـٰطِلِ یُؤۡمِنُونَ وَبِنِعۡمَةِ ٱللَّهِ یَكۡفُرُونَ

“Tidakkah mereka memperhatikan, bahwa Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, padahal manusia di sekitarnya saling merampok. Mengapa (setelah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang batil dan ingkar kepada nikmat Allah?” QS. Al-Ankabut: 67.

Oleh karena inilah Allah ta’ala berfirman:

لِإِیلَـٰفِ قُرَیۡشٍ

“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy.” QS. Quraisy: 1.

Ayat itu sebagai badal (kata ganti) dari ayat yang pertama sebelumnya serta sebagai penafsir baginya. Oleh karena inilah Allah ta’ala berfirman:

إِۦلَـٰفِهِمۡ رِحۡلَةَ ٱلشِّتَاۤءِ وَٱلصَّیۡفِ

“(yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.” QS. Quraisy: 2.

Ibnu Jarir berkata: yang benar adalah bahwasanya huruf lam itu (huruf li dalam kata لِإِيلَافِ) adalah huruf lam ta’ajub seolah – olah Allah berfirman: takjublah kalian dengan kebiasaan orang Quraisy dan nikmatKu atas mereka dalam yang demikian itu. Beliau (Ibnu Jarir) berkata: yang demikian itu karena ijma’ kaum muslimin bahwa keduanya (Surat al-Fil dan Surat Quraisy) merupakan dua surat yang terpisah dan berdiri sendiri.

Kemudian Allah memberi mereka pentunjuk untuk mensyukuri nikmat yang besar ini maka Allah ta’ala berfirman:

فَلۡیَعۡبُدُوا۟ رَبَّ هَـٰذَا ٱلۡبَیۡتِ

“Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka‘bah)” QS. Quraisy: 3.

Yakni hendaknya mereka mentauhidkanNya dengan beribadah kepadaNya saja sebagaimana Dia menjadikan bagi mereka kemuliaan, keamanan, dan Baitul Haram. Sebagaimana firman-Nya:

إِنَّمَاۤ أُمِرۡتُ أَنۡ أَعۡبُدَ رَبَّ هَـٰذِهِ ٱلۡبَلۡدَةِ ٱلَّذِی حَرَّمَهَا وَلَهُۥ كُلُّ شَیۡءࣲۖ وَأُمِرۡتُ أَنۡ أَكُونَ مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِینَ

“Aku (Muhammad) hanya diperintahkan menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) yang Dia telah menjadikan suci padanya dan segala sesuatu adalah milik-Nya. Dan aku diperintahkan agar aku termasuk orang Muslim”. QS. An-Naml: 91.

Firman-Nya:

ٱلَّذِیۤ أَطۡعَمَهُم مِّن جُوعࣲ

“yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar” QS. Quraisy: 4.

Yakni Dialah Tuhan rumah ini yang memberi mereka makanan dari kelaparan,

وَءَامَنَهُم مِّنۡ خَوۡفِۭ

“dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan.” QS. Quraisy: 4.

Yakni berbuat baik kepada mereka dengan memberikan keamanan dan kemurahan. Maka hendaknya kalian beribadah hanya kepada Allah saja tiada sekutu baginya, dan janganlah menyembah selainNya seperti patung dan berhala. Oleh karena inilah, barangsiapa yang memenuhi perintah ini maka Allah mengumpulkan baginya antara keamanan dunia dan keamanan akhirat. Barang siapa mendurhakainya maka Allah akan merenggut keduanya. Sebagaimana firman-Nya:

وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ اٰمِنَةً مُّطْمَىِٕنَّةً يَّأْتِيْهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِاَنْعُمِ اللّٰهِ فَاَذَاقَهَا اللّٰهُ لِبَاسَ الْجُوْعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوْا يَصْنَعُوْنَ

“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat.” QS. An-Nahl: 112

Dari Usamah bin Zaid beliau berkata: aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

{لإِيلاَفِ قُرَيْشٍ إِيلاَفِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ} وَيَحْكُمُ يَا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ اعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ الَّذِي أطعمكم من جوع وآمنكم من خوف

“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Dia telah menetapkan wahai orang-orang Quraisy, sembahlah oleh kalian Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah) yang telah memberi kalian makan dari kelaparan dan memberi kalian keamanan dari rasa takut.”

Ibnu Katsir berkata: yang benar adalah dari Asma’ binti Yazid bin as-Sakan (Ummu Salamah) al-Anshari radhiyallahu ‘anha, bukan dari Usamah bin Zaid, sepertinya terjadi kesalahan dalam salinan atau dalam riwayat asalnya.

Wallahu ‘alam bi as-shawab.

Disarikan dari:
Mukhtashar Tafsir Ibnu Katsir lii ash-Shaabuunii.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *