Surat ini adalah Surat Makkiyah
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ وَٱلۡعَصۡرِ * إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ لَفِی خُسۡرٍ * إِلَّا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوۡا۟ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡا۟ بِٱلصَّبۡرِ
“Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” QS. Al-Ashr: 1-3.
At-Thabrani menyebutkan riwayat dari Ubaidullah bin Hafs beliau berkata: ada dua orang laki – laki dari sahabat Rasulullah ketika keduanya bertemu tidak berpisah kecuali salah satunya membaca kepada yang lainnya Surat Al-Ashr hingga akhir surat. Kemudian salah satunya mengucapkan salam kepada yang lainnya.
As-Syafi’i rahimahullah berkata: kalaulah manusia mentadaburi surat ini, maka mereka akan mendapatkan keluasan.
Al-Ashr (الْعَصْرُ) adalah zaman yang di dalamnya terjadi gerakan – gerakan Bani Adam baik itu kebaikan ataupun keburukan. Zaid bin Aslam berkata: itu adalah waktu sore. Pendapat yang masyhur adalah yang pertama.
Allah ta’ala bersumpah dengan yang demikian itu atas bahwasanya manusia itu berada pada kerugian dan kecelakaan.
إِلَّا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ
“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan.” QS. Al-Ashr: 3.
Orang – orang yang beriman dengan hati mereka dan beramal sholih dengan anggota badan mereka dikecualikan dari jenis manusia yang rugi itu.
وَتَوَاصَوۡا۟ بِٱلۡحَقِّ
“Serta saling menasihati untuk kebenaran.” QS. Al-Ashr: 3.
Yaitu saling menasehati untuk menunaikan ketaatan – ketaatan dan meninggalkan keharaman – keharaman.
وَتَوَاصَوۡا۟ بِٱلصَّبۡرِ
“Dan saling menasihati untuk kesabaran.” QS. Al-Ashr: 3.
Yakni saling menasehati untuk sabar atas musibah – musibah dan takdir Allah. Juga bersabar dari gangguan yang menyakitkan dari orang-orang yang ia perintah melakukan kebaikan dan ia larang melakukan kemunkaran.
Wallahu ‘alam bi as-shawab.
Disarikan dari:
Mukhtashar Tafsir Ibnu Katsir lii ash-Shaabuunii.