Sunnahnya Berziarah Kubur Bagi Laki – Laki

Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا

“Dahulu aku melarang kalian untuk ziarah kubur, maka sekarang ziarahilah.”

Dalam satu riwayat:

فَمَنْ أرَادَ أَنْ يَزُورَ القُبُورَ فَلْيَزُرْ؛ فإنَّهَا تُذَكِّرُنَا الآخِرَةَ

“Maka barangsiapa yang ingin berziarah kubur, maka berziarahlah, sebab ziarah kubur itu dapat mengingatkan kita kepada akhirat.”

Faidah Hadits

1. Disyariatkannya ziarah kubur. Para ulama sepakat bahwasanya ziarah kubur itu sunnah bagi laki – laki terutama untuk menunaikan hak bagi orang tua atau sahabat. Sebab pada ziarah kubur itu terdapat pengingat terhadap akhirat serta melembutkan hati dengan mengingat kematian dan hal ihwalnya sebagaimana terdapat dalam hadits – hadits.

2. Adapun bagi perempuan, makruh berziarah kubur sebab terdapat larangan dari yang demikian itu. Ziarah kuburnya seorang perempuan menjadi haram jika ziarahnya mereka itu disertai dengan sesuatu yang terlarang secara syar’i seperti jika dikhawatirkan ada fitnah atau terangkat suara mereka sebab menangis. Dibolehkan ziarah kubur bagi mereka jika yang tertimpa musibah adalah kerabat dan di sana tidak terdapat sesuatu yang dilarang secara syar’i.

3. Sunnahnya ziarah ke kuburan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

4. Boleh adanya pembatalan (nasakh) dalam syariat Islam. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengharamkan ziarah kubur pada mulanya karena masih dekatnya masa itu dengan kehidupan jahiliyah di mana terdapat penyembahan berhala – berhala di kubur tersebut, meratapi mayit, dan perbuatan selainnya yang diharamkan Islam. Kemudian pengharaman tersebut dihapus setelah tampak jelas aqidah tauhid, telah mantap pondasi Islam, dan telah jelas hukum – hukumnya.

5. Seorang mu’min hendaknya mengingatkan dirinya sendiri akan datangnya kematian dan bahwasanya ia akan bergabung bersama orang – orang yang telah meninggal itu cepat atau lambat.

Wallahu ‘alam bi as-shawab.

Rujukan:
al-Bugha, Dr. Musthafa dkk. Nuzhatul Muttaqin Syarh Riyadhus Shalihin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *