Sunnah – Sunnah Sholat (2)

1. Membaca ta’awwudz

Allah ta’ala berfirman:

(فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ)

“Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” QS. An-Nahl : 98.

2. Jahr (membaca dengan keras) pada tempatnya dan Sirr (membaca dengan lirih) pada tempatnya.

Dijahr kan dalam sholat subuh, dua raka’at pertama sholat maghrib & isya’, sholat jum’ah, sholat ‘id, sholat khusuf (gerhana bulan), sholat istisqo’ (meminta hujan), sholat tarawih & witir ramadhan, sholat dua raka’at thawaf di malam dan subuh harinya, insya Allah akan kita bahas nanti. Adapun dalam sholat sunnah mutlak di malam hari suaranya dikeraskan pertengahan antara sirr dan jahr. Allah ta’ala berfirman:

(قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَٰنَ ۖ أَيًّا مَا تَدْعُوا فَلَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ ۚ وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَٰلِكَ سَبِيلًا)

“Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu.” QS. Al-Isra’ : 110. Maksud ayat tersebut adalah saat sholat malam.

Sholat selain yang disebutkan di atas maka dibaca sirr (lirih).

Terdapat beberapa hadits yang menunjukkan hal ini di antaranya adalah:

Diriwayatkan dari Jubair bin Muth’im:

سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ فِي الْمَغْرِبِ بِالطُّورِ

“Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam shalat Maghrib membaca “Ath-Thur.” HR. Bukhari dan Muslim.

Dari al-Bara’ radhiyallahu ‘anhu beliau berkata:

سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ فِي الْعِشَاءِ وَمَا سَمِعْتُ أَحَدًا أَحْسَنَ صَوْتًا مِنْهُ أَوْ قِرَاءَةً

“Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membaca ‘WAT TIINI WAZ ZAITUUN’ pada shalat ‘Isya. Dan belum pernah aku mendengar seseorang yang suaranya atau bacaan lebih baik dari beliau.” HR. Bukhari dan Muslim.

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu dalam hadirnya jin yang mendengarkan bacaan Al-Qur’an Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau dan para sahabat sedang sholat subuh, maka ketika mereka mendengarkan Al-Qur’an berarti diperdengarkan atas mereka.

Hadits – hadits ini menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjahrkan bacaan Al-Qur’annya sedemikian rupa sehingga orang – orang yang hadir mendengarnya.

Adapun dalil mengenai sholat yang bacaannya sirr adalah:

Diriwayatkan oleh Bukhari dari Khabab radhiyallahu ‘anhu ketika beliau ditanya oleh orang yang bertanya:

أَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ قَالَ نَعَمْ قُلْنَا بِمَ كُنْتُمْ تَعْرِفُونَ ذَاكَ قَالَ بِاضْطِرَابِ لِحْيَتِهِ

“Apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membaca surah dalam shalat Zhuhur dan ‘Ashar?” Dia menjawab, “Ya.” Kami tanyakan lagi, “Bagaimana kalian bisa mengetahuinya?” Dia menjawab, “Dari gerakan jenggot Beliau.”

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata:

فِي كُلِّ صَلَاةٍ يُقْرَأُ فَمَا أَسْمَعَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسْمَعْنَاكُمْ وَمَا أَخْفَى عَنَّا أَخْفَيْنَا عَنْكُمْ

“Pada setiap sholat ada bacaannya. Apa yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam perdengarkan (keraskan) bacaannya kepada kami maka kamipun akan perdengarkan kepada kalian, dan apa yang Beliau sembunyikan (tidak mengeraskan bacaan) kepada kami, maka kamipun tidak mengeraskannya kepada kalian.” HR. Bukhari dan Muslim.

Berdasarkan ini tidak ada keterangan dari para sahabat radhiyallahu ‘anhum bahwa mereka menjahrkan bacaannya selain pada tempat – tempat yang disebutkan di atas.

Bersambung…

Wallahu ‘alam bi as-shawab.

Rujukan:
al-Bugha, Dr. Musthafa Diib. At-Tadzhib fii Adillat Matan al-Ghayah wa at-Taqrib.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *