Sifat Orang – Orang Kafir – Tafsir Surat al-Baqarah Ayat 6-7

Tags:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ

“Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman.” (QS. Al-Baqarah 2 : 6).

(إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا)”Sesungguhya orang-orang kafir,” yakni orang-orang yang menutupi dan menyembunyikan kebenaran serta kafir kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah mengetahui bahwa di antara mereka akan ada orang yang ingkar ketika ayat-ayat itu diturunkan kepada mereka. Kemudian kekafiran itu ditakdirkan dan ditetapkan atas mereka. Maka mereka tidak akan beriman, apakah kamu, wahai Muhammad, memberi peringatan kepada mereka, atau kamu tidak memberinya, mereka itu menyukai kekafiran daripada keimanan, dan mengingkari apa yang disampaikan oleh Rasulullah berupa penjelasan – penjelasan dari Tuhannya.

Ayat ini seolah-olah suatu hiburan dan kegembiraan bagi Rasulullah shallallahu ‘alaih wasallam karena beliau berambisi agar seluruh manusia beriman dan mengikutinya di atas petunjuk. Kemudian Allah ta’ala memberi tahu kepadanya bahwa tidak akan beriman, kecuali orang yang sudah ada dalam pengetahuan Allah bahwa ia akan beriman kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Untuk mereka pun telah ditetapkan kebahagiaan dan kebaikan, serta tidak akan tersesat kecuali orang – orang yang telah ada dalam pengetahuanNya bahwa mereka akan kafir dan telah didahului ketetapan dari Allah bahwa mereka akan sengsara. Na’udzubillah. Karena itu, janganlah dirimu rnerasakan sesal atas mereka, sampaikanlah risalah kepada mereka.

فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلَاغُ وَعَلَيْنَا الْحِسَابُ

“Karena sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja, sedang Kamilah yang akan menghisab amalan mereka,” (QS. ar-Ra’d 13 : 40)

إِنَّمَا أَنْتَ نَذِيرٌ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ

Sesungguhnya engkau hanyalah seorang pemberi peringatan, dan Allah adalah Pemelihara segala sesuatu. (QS. Hud 11 : 12)

خَتَمَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

“Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, serta penglihatan mereka ditutup, dan bagi mereka siksa yang amat berat.” (QS. Al-Baqarah 2 : 7)

Berkaitan dengan ayat ini, Qatadah berkata, “Setan menguasai mereka karena mereka menaatinya. Maka Allah mengunci mata hati, pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup sehingga tidak dapat melihat, mendengar, memahami, dan berpikir.”

Hal itu dikuatkan oleh firman Allah Ta’ala:

فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ

“Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hatinya.” (QS. Ash-Shaf 61 : 5)

Dan firman Allah:

وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَنَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ

“Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Qur’an) pada permulaannya, dan kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang hebat.” (QS. al-An’ am 6 : 110)

Ayat-ayat Al-Qur’an yang senada dengan hal itu sangat banyak. Ayat ini mengandung indikator bahwa Allah Ta’ ala mengunci mata hati mereka, dan disekat antara mereka dan hidayah. Hal itu merupakan balasan yang setimpal karena mereka terus-menerus berada dalam kebatilan dan meninggalkan kebenaran. Inilah keadilan dari Allah Ta’ala.

Dalam hadits dikatakan:

يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

“Wahai Zat yang membolak-balik hati, teguhkanlah hati kami pada agama-Mu.” (HR. at-Tirmidzi dan yang lainnya. Beliau berkata hadits ini hadits hasan).

At-Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ العَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ، وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ {كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Apabila seorang mukmin melakukan suatu dosa maka timbullah noda hitam di dalam kalbunya. Apabila ia bertobat, menarik diri dari dosa itu, dan mencari ridha Allah maka hatinya menjadi jernih. Jika dosanya bertambah maka bertambah pula nodanya hingga memenuhi kalbunya. Itulah yang disebut penutup (rona) di dalam firman Allah Ta’ala: “Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.” (QS. al-Muthafifin 83 : 14)”

Demikianlah, dalam ayat-ayat permulaan Allah menuturkan kondisi kaum mukmin (Yaitu surat al-Baqarah ayat 2-5). Kemudian dalam dua ayat berikutnya, Allah menuturkan kondisi kaum kafir (surat al-Baqarah ayat 6-7). Kemudian Allah mulai menjelaskan kondisi kaum munafik yang memperlihatkan keimanan dan menyembunyikan kekafiran. Ketika persoalan mereka itu kurang jelas bagi mayoritas manusia maka Allah menuturkan secara panjang lebar aneka sifat yang dikategorikan sebagai kemunafikan (insya Allah akan dibahas pada pembahasan tafsir selanjutnya).

Maraji’:

Ar-Rifa’I, Muhammad Nasib. Taisir al-‘Aliy al-Qadir li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *