Sifat Kaum Munafiqin: Mengambil Orang Kafir Sebagai Penolong

Tags:

Di antara sifat kaum munafiq adalah bahwasanya mereka mengambil orang – orang kafir sebagai wali, penolong, dan yang membantu mereka. Kaum munafiq itu mengesampingkan perwalian kaum muslimin dan meninggalkannya. Di antara mereka mengira bahwa kemenangan itu akan jatuh kepada kaum kafir. Mereka tidak mengetahui kalau kemenangan itu pada akhirnya adalah bagi orang – orang yang bertaqwa karena Allah bersama mereka.

Allah ta’ala berfirman:

(بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا)
(الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ ۚ أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا)

“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.” (QS. An-Nisa’ 138-139).

Allah ta’ala mengingkari mereka dan menegur mereka kemudian mengingatkan bahwasanya bila mengambil orang kafir sebagai wali lantaran mereka menghendaki kemuliaan yakni kekuatan mereka, maka sungguh mereka telah keliru. Karena kemuliaan itu hanya bagi Allah di dunia dan akhirat dan Allah memberikannya kepada siapa saja yang Ia kehendaki.

Kata auliya’ ( أَوْلِيَاءَ ) sendiri dalam QS. An-Nisa’ 139 di atas adalah bentuk jama’ dari wali ( ولي) yang maknanya adalah penolong, mereka mengambil orang – orang kafir sebagai wali karena mereka mengira orang – orang kafir itu memiliki kekuatan.

QS. An-Nisa’ 139 di atas mencakup larangan untuk loyal kepada kaum kafir dan mengambil mereka sebagai penolong atas urusan – urusan yang berkaitan dengan urusan agama.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha:

إِنَّ رَجُلًا مِنْ الْمُشْرِكِينَ لَحِقَ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيُقَاتِلَ مَعَهُ فَقَالَ ارْجِعْ ثُمَّ اتَّفَقَا فَقَالَ إِنَّا لَا نَسْتَعِينُ بِمُشْرِكٍ

“Sesungguhnya terdapat seorang musyrik yang mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk berperang bersama beliau. Kemudian beliau berkata; kembalilah! kemudian beliau bersabda: “Sesungguhnya kami tidak meminta bantuan kepada orang musyrik.” HR. Abu Dawud. Hadits shahih.

Rujukan:
Tafsir Al-Munir karya Syaikh Wahbah Zuhaili.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *