Puasa dan Latihan Pengendalian Diri Untuk Taat Kepada Allah

Puasa dan Latihan Pengendalian Diri Untuk Taat Kepada Allah

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ

أما بعد: 

Bapak dan Ibu yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala,

Bulan puasa adalah bulan tarbiyah bagi seorang muslim. Bulan untuk mendidik dan melatih dirinya agar memiliki kelurusan akhlak yang menjernihkan perilakunya dan memperbarui kepribadiannya sehingga ia memperoleh balasan yang baik di dunia dan akhirat.

Dalam satu hadits disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَجْهَلْ

“Shaum itu benteng, maka (orang yang melaksanakannya) janganlah berbuat kotor (rafats) dan jangan pula berbuat bodoh.” HR. Bukhari dan Muslim.

Maksud hadits tersebut adalah jangan berkata cabul, keji, dan melampaui batas. Juga bagi laki – laki misalnya jangan berkata – kata yang terkait dengan wanita. Jangan pula melakukan perbuatan orang – orang yang jahil seperti mencela, bermusuh – musuhan, dan berbicara kasar.

Al-Qurthubi berkata: “Tidak dipahami dari hal ini bahwa kalau tidak puasa maka boleh melakukan hal – hal yang disebutkan. Sesungguhnya maksudnya adalah bahwa pencegahan dari perbuatan itu lebih ditegaskan lagi dengan shaum.”

Artinya, dengan puasa kita melatih dan mendidik diri untuk tidak melakukan hal – hal tersebut selama bulan Ramadhan. Harapannya di luar bulan Ramadhan kita telah terbiasa untuk meninggalkan hal – hal yang dilarang tersebut.

Kemudian, sebagaimana halnya program latihan, tentunya materi latihannya harus kita ketahui terlebih dahulu. Ibarat orang yang akan berlatih di pusat kebugaran, tentunya ia harus mengetahui latihan apa saja yang akan dilakukannya di sana. Bila ia tidak mengetahuinya, bisa jadi ia masuk ke pusat pelatihan tersebut justru tidak untuk berlatih namun melakukan hal – hal lain sehingga program latihan tidak tercapai.

Maka sudah seharusnya bagi kita kaum muslimin untuk mengetahui target latihan kita selama puasa itu apa. Allah ta’ala berfirman:

یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَیۡكُمُ ٱلصِّیَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” QS. Al-Baqarah : 183.

Goal dari puasa itu sangat jelas yaitu bertakwa. Secara bahasa, takwa itu artinya adalah perisai atau pelindung dari sesuatu yang ditakuti. Takwa kepada Allah maknanya adalah melakukan perintah – perintah Allah dan menjauhi larangan – laranganNya sehingga dengannya kita terlindungi dari adzabNya.

Maka syarat agar kita menjadi orang – orang yang bertakwa mau – tidak mau harus kita ketahui juga. Para ulama’ menjelaskan bahwa salah satu syarat agar kita dapat menjadi orang – orang yang bertakwa adalah kita memiliki ilmu mengenai apa – apa saja yang diperintahkan oleh Allah dan apa saja yang dilarangNya.

Dengan demikian, di bulan Ramadhan ini hendaknya kita menambah ilmu atau pengetahuan kita mengenai perintah – perintah dan larangan -laranganNya. Kemudian melatih diri untuk dapat mengendalikan hawa nafsu dan melaksanakan perintah – perintah dan larangan – larangan Allah tersebut.

Secara sederhana, perintah dan larangan Allah itu berkaitan dengan dua hal. Berkaitan dengan hati dan apa yang bersemayam di dalamnya serta berkaitan dengan anggota badan dan apa yang dilakukannya.

Berkaitan dengan hati, ada aqidah yang berkaitan dengan tauhid, ada juga penyakit -penyakit hati semisal hasad, dengki, dst. Maka hendaknya kita berlatih mengendalikan diri dengan hanya bertauhid kepada Allah saja dan meninggalkan berbagai kesyirikan. Berlatih agar tidak hasad terhadap tetangga dsb.

Berkaitan dengan anggota badan, ada mulut, tangan, mata, kaki, tubuh, dsb. Mulut kita latih agar tidak ghibah, mencela, dan menolak syariat. Tangan -tangan kita latih agar tidak menerima yang bukan haknya. Mata kita latih untuk senantiasa menundukkan pandangan. Kaki kita latih sehingga ringan hadir di majelis ilmu dan hadir ke masjid. Tubuh kita latih untuk senantiasa menutup aurat. Dst.

Demikianlah puasa Ramadhan itu adalah ajang bagi kita untuk melatih dan mengendalikan diri kita agar sesuai dengan perintah dan laranganNya. Semoga dengan ini semua kita dapat mencapai tujuan dari puasa yaitu menjadi orang – orang yang bertakwa.

Wallahu ‘alam bi as-shawab.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *