Tafsir QS. Al-An’am: 20-24
Allah ta’ala berfirman:
ٱلَّذِینَ ءَاتَیۡنَـٰهُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ یَعۡرِفُونَهُۥ كَمَا یَعۡرِفُونَ أَبۡنَاۤءَهُمُۘ ٱلَّذِینَ خَسِرُوۤا۟ أَنفُسَهُمۡ فَهُمۡ لَا یُؤۡمِنُونَ * وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّنِ ٱفۡتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا أَوۡ كَذَّبَ بِـَٔایَـٰتِهِۦۤۚ إِنَّهُۥ لَا یُفۡلِحُ ٱلظَّـٰلِمُونَ * وَیَوۡمَ نَحۡشُرُهُمۡ جَمِیعࣰا ثُمَّ نَقُولُ لِلَّذِینَ أَشۡرَكُوۤا۟ أَیۡنَ شُرَكَاۤؤُكُمُ ٱلَّذِینَ كُنتُمۡ تَزۡعُمُونَ * ثُمَّ لَمۡ تَكُن فِتۡنَتُهُمۡ إِلَّاۤ أَن قَالُوا۟ وَٱللَّهِ رَبِّنَا مَا كُنَّا مُشۡرِكِینَ * ٱنظُرۡ كَیۡفَ كَذَبُوا۟ عَلَىٰۤ أَنفُسِهِمۡۚ وَضَلَّ عَنۡهُم مَّا كَانُوا۟ یَفۡتَرُونَ
Orang-orang yang telah Kami berikan Kitab kepadanya, mereka mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman (kepada Allah). Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap Allah, atau yang mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang zhalim itu tidak beruntung. Dan (ingatlah), pada hari ketika Kami mengumpulkan mereka semua kemudian Kami berfirman kepada orang-orang yang menyekutukan Allah, “Di manakah sembahan-sembahanmu yang dahulu kamu sangka (sekutu-sekutu Kami)?” Kemudian tidaklah ada jawaban bohong mereka, kecuali mengatakan, “Demi Allah, ya Tuhan kami, tidaklah kami mempersekutukan Allah.” Lihatlah, bagaimana mereka berbohong terhadap diri mereka sendiri. Dan sesembahan yang mereka ada-adakan dahulu akan hilang dari mereka. QS. Al-An’am: 20-24
Tafsir Al-Wajiz
Sesungguhnya ahli Taurat dan Injil itu mengetahui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan mereka juga mengetahui dengan sebenar – benarnya tahu kebenaran risalahnya dengan sifat – sifatnya yang ada dalam kitab – kitab mereka. Mereka mengetahuinya sebagaimana mereka mengetahui anak – anak mereka. Orang – orang yang merugikan diri sendiri dengan keras kepala, menentang, dan memaparkan diri kepada adzab di akhirat: mereka adalah orang – orang yang tidak beriman dengan apa yang Allah utus yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Tidak ada seorang pun yang lebih zhalim daripada orang yang mengarang kedustaan atas Allah. Ia mengklaim bahwa Allah itu punya anak, Allah memiliki sekutu, atau ia mendustakan ayat – ayat Al-Qur’an. Sesungguhnya tidak akan beruntung orang – orang yang kafir dan zhalim terhadap diri sendiri dengan pendustaan dan kekufuran.
Dan ingatkanlah mereka mengenai kabar hari kiamat, hari ketika Allah mengumpulkan orang – orang yang menyembah dan yang disembah. Kemudian Kami katakan kepada kaum musyrikin itu: Di mana berhala sembahan – sembahan kalian yang kalian sembah selain Allah, yang kalian klaim sebagai sekutu dan pemberi syafaat kepada kalian di sisi Allah?
Kemudian tidaklah ada hasil dari kekufuran mereka dan tidak ada keberanian mereka untuk berdusta, tidaklah ada jawaban mereka ketika mereka telah melihat adzab kecuali mereka berlepas diri dari kesyirikan.
Lihat dan renungkanlah kedustaan mereka yang nyata dengan mengingkari kesyirikan, bagaimana lenyapnya kebohongan mereka, dan berserakannya klaim mereka bahwasanya sekutu – sekutu itu mendekatkan mereka kepada Allah.
Fiqih Kehidupan dan Hukum – Hukumnya
Ayat – ayat ini mengandung dua sikap atau posisi dari beberapa sikap atau posisi kaum kafir.
Sikap yang pertama, bahwa ahli kitab itu yaitu kaum Yahudi dan Nashara mengetahui petunjuk atas sifat – sifat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, validitas perkaranya, kebenarannya, dan risalahnya. Akan tetapi mereka kaum yang menentang, mereka merugikan diri mereka sendiri dan mengabaikan kemaslahatan mereka yang hakiki.
Sikap yang kedua, bahwasanya kaum musyrikin itu menyembah berhala dan di antara mereka ada yang menjadikan ‘Isa sebagai tuhan atau anak Allah. Merekalah kaum yang zhalim karena mengarang kedustaan atas Allah dengan menisbatkan sesuatu kepada-Nya yang tidak ada pada-Nya, juga karena pendustaan mereka terhadap mukjizat dan bukti yang nyata yang menunjukkan atas ke-Esa-an Allah dan kebenaran Muhammad dalam kenabiannya.
Seluruh kaum musyrikin, ahli kitab, dan kaum munafik akan dibangkitkan di hari kiamat. Mereka akan ditanya dengan pertanyaan yang bersifat celaan dan pengingkaran, juga pertanyaan yang mengungkap sekutu – sekutu yang mereka klaim bahwasanya sekutu – sekutu itu dapat memberi syafaat bagi mereka di sisi Allah. Maka tidaklah mereka dapat berkata, berdalih, berhujah, atau mendapatkan hasil dari yang mereka persekutukan kecuali mereka berlepas dari kesyirikan. Ini adalah puncaknya dusta ketika mereka menyesatkan diri mereka sendiri dan mengklaim bahwa berhala – berhala itu mendekatkan diri mereka kepada Allah, dan kedustaan kaum munafik dengan pembelaan mereka terhadap kebatilan, juga setiap yang mereka persangkakan berupa syafaatnya tuhan – tuhan mereka.
Wallahu ‘alam bi as-shawab.
Rujukan:
1. Tafsir Al-Wajiz Syaikh Wahbah Zuhaili.
2. Tafsir Al-Munir Syaikh Wahbah Zuhaili.