Setelah dibahas pada bagian pertama bahwa iman itu adalah perkataan dan perbuatan, bertambah dan berkurang, kita lanjutkan lagi pembahasannya sebagai berikut:
Imam Bukhari mengatakan bahwa cinta dan benci karena Allah termasuk bagian dari iman. Ungkapan ini adalah lafadz hadits yang dikeluarkan oleh Abu Dawud dari hadits Abi Umamah dan dari hadits Abi Dzar, lafadznya adalah:
أَفْضَلُ الْأَعْمَالِ الْحُبُّ فِي اللَّهِ وَالْبُغْضُ فِي اللَّهِ
“Sebaik-baik amal adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.” HR. Abu Dawud.
Lafadz hadits Abi Umamah adalah:
مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ وَأَبْغَضَ لِلَّهِ وَأَعْطَى لِلَّهِ وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدْ اسْتَكْمَلَ الْإِيمَانَ
“Barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan melarang (menahan) karena Allah, maka sempurnalah imannya.” HR. Abu Dawud.
At-Tirmidzi juga meriwayatkan hadits dari Mu’adz bin Jabal yang semisal dengan hadits Abi Umamah dan Ahmad menambahkan di dalamnya:
وَنَصَحَ لِلَّهِ
“Dan menasehati karena Allah”.
Dalam riwayat lain beliau menambahkan:
وَيُعْمِلُ لِسَانَهُ فِي ذِكْرِ اللَّهِ
“Dan lisannya diamalkan dalam dzikir kepada Allah”.
Diriwayatkan dari ‘Amru bin Jamu’ dengan lafadz:
لَا يَجِدُ الْعَبْدُ صَرِيحَ الْإِيمَانِ حَتَّى يُحِبَّ لِلَّهِ وَيُبْغِضَ لِلَّهِ
“Tidak terwujud iman yang nyata pada diri seorang hamba hingga dia cinta karena Allah Ta’ala dan benci karena-Nya.”
Lafadznya al-Bazzar:
أَوْثَقُ عُرَى الْإِيمَانِ الْحُبُّ فِي اللَّهِ وَالْبُغْضُ فِي اللَّهِ
“Ikatan iman yang paling kokoh adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah”.
Imam Bukhari juga meriwayatkan:
آيَةُ الْإِيمَانِ حُبُّ الْأَنْصَارِ
“Tanda iman adalah mencintai (kaum) Anshar”.
Yang demikian itu adalah dalil bahwa iman itu bertambah dan berkurang karena cinta dan benci itu bervariasi.
Wallahu ‘alam bi as-shawab.
Disarikan dari Kitab Fathul Bari Syarah Shahih Bukhari yang ditulis oleh Imam Ibnu Hajar al-Atsqalani.