Orang Yang Murtad Akan Diganti Dengan Kaum Yang Lebih Baik

Tags:

Allah ta’ala berfirman:

یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ مَن یَرۡتَدَّ مِنكُمۡ عَن دِینِهِۦ فَسَوۡفَ یَأۡتِی ٱللَّهُ بِقَوۡمࣲ یُحِبُّهُمۡ وَیُحِبُّونَهُۥۤ أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِینَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلۡكَـٰفِرِینَ یُجَـٰهِدُونَ فِی سَبِیلِ ٱللَّهِ وَلَا یَخَافُونَ لَوۡمَةَ لَاۤىِٕمࣲۚ ذَ ٰ⁠لِكَ فَضۡلُ ٱللَّهِ یُؤۡتِیهِ مَن یَشَاۤءُۚ وَٱللَّهُ وَ ٰ⁠سِعٌ عَلِیمٌ

“Wahai orang-orang yang beriman! Barangsiapa di antara kamu yang murtad (keluar) dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.” QS. Al-Ma’idah: 54.

Riddah (الردة) adalah kembali dari Islam kepada kekufuran atau kepada selain agama, atau meninggalkan salah satu rukun dari rukun – rukun Islam, seperti meninggalkan menunaikan zakat, secara terang – terangan dan teguh pendirian.

Ayat ini turun kepada orang – orang yang murtad dari kabilah – kabilah pada masa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Ada tiga kabilah yang murtad di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu:

1.Bani Mudlij dengan pemimpin mereka Aswad al-Ansi di Yaman. Ia adalah seorang dukun. Ia terbunuh di tangan Fairuz ad-Dailami.

2. Bani Hanifah kaum Musailamah al-Kadzab di Yamamah. Ia mengirim surat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam suratnya ia menyebutkan bahwasanya ia sekutu baginya. Juga bahwasanya bumi terbagi menjadi dua bagian. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menulis kepadanya: “Dari Muhammad Rasulullah kepada Musailamah al-Kadzab. Keselamatan bagi siapa saja yang mengikuti petunjuk. Adapun selanjutnya, Sesungguhnya bumi (ini) milik Allah; diwariskan-Nya kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan (yang baik) adalah bagi orang-orang yang bertakwa.”

Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu memeranginya dan Wahsyi (yang dulu membunuh Hamzah paman Nabi namun telah bertaubat) berhasil membunuh Musailamah. Saat itu ia berkata: “Di masa jahiliyahku aku membunuh sebaik – baik manusia. Di masa Islamku aku membunuh seburuk – buruk manusia.”

3. Bani Asad di bawah Kepemimpinan Thulaihah bin Khuwailid. Ia dan kaumnya murtad di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Abu Bakar memeranginya pada masa kekhalifahannya. Saat itu ia lari ke Syam dan masuk Islam kembali dengan keIslaman yang baik.

Di Masa Abu Bakar terdapat 7 kabilah yang murtad, mereka adalah:

  1. Ghathfan dengan pemimpinnya Qurrah bin Salamah.
  2. Fazarah kaumnya ‘Uyainah bin Hishn.
  3. Bani Sulaim kaumnya al-Fuja’ah Abdul Yalail.
  4. Bani Yarbu’ kaumnya Malik bin Nuwairah.
  5. Sebagian kabilah Bani Tamim dengan pemimpinnya Sajah binti al-Mundzir, dukun wanita istrinya Musailamah.
  6. Kindah kaumnya al-Asy’ats bin Qais.
  7. Bani Bakr bin Wail al-Huthami bin Zaid.

Di masa Umar, Jabalah bin al-Aiham al-Ghassani murtad. Ia adalah orang yang kembali memeluk Nasrani di Syam hanya karena ketika ia thawaf di sekitar Ka’bah sarungnya diinjak oleh seorang laki – laki dari Fazarah sehingga Jabalah menamparnya dan melukai hidungnya. Laki – laki Fazara tersebut kemudian mengadu kepada Amirul Mu’minin Umar radhiyallahu ‘anhu. Kemudian beliau memberi keputusan baik itu dimaafkan atau diqishash.

Jabalah berkata: “Apakah engkau akan mengambil qishash dariku padahal aku ini raja sedangkan ia rakyat biasa?”

Umar berkata: “Islam menyamakan kedudukan di antara kalian?”

Kemudian ia meminta tenggat waktu hingga besok hari. Kemudian pada keesokan harinya ia pun telah melarikan diri.

Dengan demikian secara keseluruhan ada sebelas kelompok yang murtad.

Adapun kaum yang Allah datangkan yang mana Allah mencintai mereka dan mereka mencintai Allah, mereka adalah Abu Bakar dan para sahabatnya. Dalam pendapat lain dikatakan: mereka adalah kaum dari Yaman. Dikatakan juga: mereka adalah kaumnya Abu Musa al-Asy’ari. At-Thabari menguatkan pendapat bahwasanya ayat – ayat tersebut turun mengenai kaumnya Abu Musa al-Asy’ari dari Yaman karena diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika membaca ayat ini beliau berkata: “Mereka adalah kaumnya Abu Musa” (Tafsir at-Thabari).

Secara umum tema ayat ini adalah penjelasan mengenai kuasa Allah yang agung yang mengganti orang yang murtad dengan orang yang lebih baik bagi agamaNya dan dalam menegakkan syariat-Nya. Orang tersebut adalah orang yang lebih kokoh agamanya, lebih hebat kekuatannya, dan lebih lurus jalannya. Sebagaimana firman Allah ta’ala:

وَإِن تَتَوَلَّوۡا۟ یَسۡتَبۡدِلۡ قَوۡمًا غَیۡرَكُمۡ ثُمَّ لَا یَكُونُوۤا۟ أَمۡثَـٰلَكُم

“Dan jika kamu berpaling (dari jalan yang benar) Dia akan menggantikan (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan (durhaka) seperti kamu (ini).” QS. Muhammad: 38.

إِن یَشَأۡ یُذۡهِبۡكُمۡ أَیُّهَا ٱلنَّاسُ وَیَأۡتِ بِـَٔاخَرِینَۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلَىٰ ذَ ٰ⁠لِكَ قَدِیرࣰا

“Kalau Allah menghendaki, niscaya dimusnahkan-Nya kamu semua wahai manusia! Kemudian Dia datangkan (umat) yang lain (sebagai penggantimu). Dan Allah Mahakuasa berbuat demikian.” QS. An-Nisa’: 133.

إِن یَشَأۡ یُذۡهِبۡكُمۡ وَیَأۡتِ بِخَلۡقࣲ جَدِیدࣲ ۝ وَمَا ذَ ٰ⁠لِكَ عَلَى ٱللَّهِ بِعَزِیزࣲ

“Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu), dan yang demikian itu tidak sukar bagi Allah.” QS. Ibrahim: 19-20.

Wahai kaum mu’minin, barangsiapa yang kembali dari haq kepada batil. Sehingga ia meninggalkan agamanya di masa mendatang. Maka Allah akan mendatangkan kaum yang mana mereka akan menggantikan kalian. Al-Qur’an mensifati kaum tersebut dengan enam sifat:

1.Allah ta’ala mencintai mereka. Yakni Allah ta’ala memberi mereka balasan dengan sebaik – baik pahala atas ketaatan mereka, memuliakan mereka, melipatgandakan pahalanya, dan ridho terhadap mereka.

2. Mereka mencintai Allah ta’ala. Yakni dengan mengikuti perintahNya, menjauhi laranganNya, mentaatiNya, mengharapkan keridhoanNya, dan menjauhi apa saja yang dapat mendatangkan murkaNya serta hukumanNya.

3 & 4, lemah lembut terhadap kaum mu’minin, keras terhadap kaum kafir. Yakni berkasih sayang dan rendah hati kepada kaum mu’minin, sangat keras kepada kaum kafir yang memusuhi mereka. Kedua sifat tersebut semisal dengan firmanNya ta’ala:

مُّحَمَّدࣱ رَّسُولُ ٱللَّهِۚ وَٱلَّذِینَ مَعَهُۥۤ أَشِدَّاۤءُ عَلَى ٱلۡكُفَّارِ رُحَمَاۤءُ بَیۡنَهُمۡ

“Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.” QS. Al-Fath: 29.

Allah juga berfirman mengenai kemuliaan keimanan:

وَلِلَّهِ ٱلۡعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِۦ وَلِلۡمُؤۡمِنِینَ

“Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin.” QS. Al-Munafiqun: 8.

5. Mereka berjihad di jalan Allah (sabilillah). Yakni mereka berperang dalam rangka menegakkan kalimat Allah dan agamaNya. Sabilillah adalah jalan kebenaran, kebaikan, keutamaan, dan tauhid yang menyampaikan kepada keridhoan Allah, termasuk juga mempertahankan tanah air, keluarga, dan rumah – rumah mereka.

6. Tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Mereka tidak takut celaan, protes, dan kritik dari seorang pun atas kokohnya mereka dalam beragama. Karena mereka beramal untuk membenarkan yang haq dan menghapuskan yang batil. Berbeda dengan orang – orang munafik yang takut dengan celaan aliansi mereka dari kalangan Yahudi.

Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Yakni sifat – sifat kaum yang disebutkan menggantikan orang – orang murtad yaitu kecintaan dan kasih sayang mereka kepada kaum mu’minin, keras kepada orang kafir, mujahadah, dan jauh dari takut celaan, adalah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Ia kehendaki. Ia memberi taufik bagi siapa yang diinginkan. Allah Mahaluas yakni pemilik keluasan pada apa saja yang dimiliki dan memberikan banyak sekali karunia kepada mereka. Allah Maha Mengetahui orang – orang yang mendapatkannya. Allah Maha luas karunianya dan Maha mengetahui orang – orang yang berhak mendapatkannya serta orang – orang yang tidak berhak mendapatkannya.

Semoga kita tidak termasuk dalam golongan orang – orang yang murtad dari Islam dan semoga juga kita senantiasa memiliki keenam sifat orang – orang yang menggantikan mereka sebagaimana disebutkan oleh Allah ta’ala tersebut.

Wallahu ‘alam bi as-shawab.

Rujukan:
Tafsir Al-Munir karya Syaikh Wahbah Zuhaili.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *