Selepas acara Reuni 212 kemarin, tersebar beberapa gambar yang mencibir acara tersebut dengan mengacu kepada Al-Qur’an surat Al-Baqarah (surat ke 2) ayat 12 atau bisa disingkat QS. 2:12. Terjemahnya: “Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari.” Orang yang kontra dengan acara tersebut menganggap bahwa sesungguhnya para peserta Reuni 212 itulah yang berbuat kerusakan namun mereka tidak menyadarinya.
Perlu kita ketahui bersama bahwa panduan seorang Muslim adalah Al-Qur’an. Sebagai alumni 212 ketika disodori sebuah ayat al-Qur’an, tentu kami sangat bersemangat sekali untuk menyelami makna – maknanya dan mengikuti petunjuk – petunjuknya. Karena barangsiapa mengikuti petunjuk Allah dia tidak akan takut dan sedih dunia akhirat. Maka mari kita lihat apa maksud ayat tersebut agar kita dapat mengambil petunjuk.
Pertama, apa yang dimaksud dengan berbuat kerusakan pada ayat tersebut? At-Thabari dalam tafsirnya meriwayatkan beberapa penjelasan mengenai makna fasad atau kerusakan dalam ayat tersebut di antaranya adalah:
1. Fasad/kerusakan adalah: kekufuran dan perbuatan maksiat.
2. Fasad/kerusakan adalah: maksiat kepada Allah, karena barang siapa yang durhaka kepada Allah di muka bumi atau memerintahkan untuk bermaksiat, maka sungguh ia telah berbuat kerusakan di muka bumi, karena baiknya bumi dan langit itu adalah dengan ketaatan.
Kemudian beliau menjelaskan bahwa berbuat kerusakan di muka bumi itu adalah melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah dan menyia – nyiakan apa saja yang diperintahkan oleh Allah untuk menjaganya.
Dengan demikian, setiap perbuatan yang menentang perintah Allah adalah suatu kerusakan di muka bumi. Contohnya:
– Syirik kepada Allah dengan sedekah bumi, sedekah laut, dsb.
– Enggan sholat.
– Enggan zakat.
– Enggan puasa.
– Enggan haji padahal mampu.
– Mesra dan lembut kepada kaum kafir yang memusuhi kaum muslimin dan kasar lagi keras kepada kaum muslimin.
– Menganggap riba itu halal.
– Menolak perintah Allah yang dituangkan dalam bentuk perda, Undang – Undang, dan lain sebagainya yang berlandaskan syariat.
– Menolak penegakkan syariah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
– Mendukung LGBT.
– Menjadikan kaum kafir sebagai penolong/pemimpin.
– Memaki – maki.
– dll.
Kedua, siapa yang dimaksud dengan “mereka” yang berbuat kerusakan di muka bumi dalam ayat tersebut?
Imam at-Thabari menjelaskan dalam tafsirnya bahwa yang dimaksud dengan mereka dalam ayat itu adalah kaum munafik. Beliau menjelaskan bahwa ayat ini (QS. 2:12) adalah pengingkaran Allah terhadap kaum munafik dalam seruan mereka. Ketika mereka diperintahkan untuk taat kepada Allah pada apa saja yang Allah perintahkan kepada mereka dan ketika mereka dilarang dari maksiat kepada Allah pada apa saja yang Allah melarangnya, mereka berkata: sesungguhnya kami ini orang – orang yang berbuat kebaikan, bukan orang – orang yang berbuat kerusakan, kami ada di atas petunjuk. Maka Allah mengingkari mereka pada yang demikian itu dan berkata: ingatlah sesungguhnya mereka yang berbuat kerusakan dan menyelisihi perintah Allah, melampaui batasNya, menunggangi kemaksiatan, meninggalkan kewajiban – kewajibanNya, dan mereka tidak menyadarinya dan tidak mengetahuinya kalau mereka demikian itu. Mereka bukanlah orang yang memerintahkan dengan adil dari kalangan kaum mukminin dan melarang dari maksiat kepada Allah di bumiNya dari kalangan kaum muslimin.
Kemudian, apa saja ciri – ciri zhahir kaum munafik itu:
1. “Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah (sama), mereka menyuruh (berbuat) yang mungkar dan mencegah (perbuatan) yang makruf dan mereka menggenggamkan tangannya (kikir).” QS. At-Taubah: 67.
2. “Tanda-tanda munafiq ada tiga; jika berbicara dusta, jika berjanji mengingkari dan jika diberi amanat dia khianat”. HR. Bukhari.
3. “Shalat yang dirasakan berat bagi orang-orang munafik adalah shalat isya` dan shalat subuh.” HR. Muslim.
Contoh ciri kemunafikan:
1. Mengaku Muslim namun menolak syariah.
2. Mengaku Muslim namun enggan sholat.
4. Berdusta bahwa peserta Reuni 212 dapat Rp. 100 ribu per-orang.
5. Berjanji bila jadi presiden/Gubernur/Bupati akan bla bla bla….namun setelah menjabat tidak direalisasikan.
6. Dll.
Berdasarkan uraian di atas, maka hendaknya seluruh alumni 212 tidak berbuat kerusakan di muka bumi dan menjauhi sifat – sifat kaum munafik dengan tunduk dan patuh sepenuhnya kepada aturan – aturan Allah dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Inilah pesan dan petunjuk dari QS. 2:12 tersebut dan hendaknya kita semua berusaha untuk menjalankannya semaksimal mungkin.
“Barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” QS. Al-Baqarah: 38.
Wallahu ‘alam bi as-shawab.