Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
دِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِي رَقَبَةٍ وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِي أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ
“Dinar (harta) yang kamu belanjakan di jalan Allah dan dinar (harta) yang kamu berikan kepada seorang budak wanita, dan dinar yang kamu sedekahkan kepada orang miskin serta dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu. Maka yang paling besar ganjaran pahalanya adalah yang kamu nafkahkan kepada keluargamu.” HR. Muslim.
Bahasa Hadits:
فِي سَبِيلِ اللَّه
“Di jalan Allah”. Maknanya adalah setiap amal kebaikan, namun kata tersebut pada umumnya digunakan untuk makna jihad.
فِي رَقَبَة
“Kepada seorang budak wanita”. Yakni membebaskan budak.
مِسْكِينٍ
“Orang miskin”. Yakni orang yang membutuhkan.
عيالك
“Keluargamu”. Yakni keluargamu yang mana mereka bersandar kepadamu dan engkau memberikan nafkah kepada mereka.
Faedah Hadits:
Bahwasanya nafkah kepada keluarga adalah jenis nafkah yang paling afdhol, karena nafkah tersebut termasuk ke dalam nafkah wajib. Jenis nafkah selain nafkah kepada keluarga merupakan jenis nafkah yang mandub (sunnah) namun dikecualikan darinya zakat yang wajib sebab zakat tidak boleh ditunaikan kepada keluarga sendiri (kakek, nenek, ayah, ibu, anak, dan cucu, yang merupakan garis keturunan ke atas dan ke bawah).
Wallahu ‘alam bi as-shawab.
Rujukan:
al-Bugha, Dr. Musthafa dkk. Nuzhatul Muttaqin Syarh Riyadhus Shalihin.