Mengingat Mukjizat Nabi Isa ‘Alaihissalam

Allah ta’ala berfirman:

إِذۡ قَالَ ٱللَّهُ یَـٰعِیسَى ٱبۡنَ مَرۡیَمَ ٱذۡكُرۡ نِعۡمَتِی عَلَیۡكَ وَعَلَىٰ وَ ٰ⁠لِدَتِكَ إِذۡ أَیَّدتُّكَ بِرُوحِ ٱلۡقُدُسِ تُكَلِّمُ ٱلنَّاسَ فِی ٱلۡمَهۡدِ وَكَهۡلࣰاۖ وَإِذۡ عَلَّمۡتُكَ ٱلۡكِتَـٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَٱلتَّوۡرَىٰةَ وَٱلۡإِنجِیلَۖ وَإِذۡ تَخۡلُقُ مِنَ ٱلطِّینِ كَهَیۡـَٔةِ ٱلطَّیۡرِ بِإِذۡنِی فَتَنفُخُ فِیهَا فَتَكُونُ طَیۡرَۢا بِإِذۡنِیۖ وَتُبۡرِئُ ٱلۡأَكۡمَهَ وَٱلۡأَبۡرَصَ بِإِذۡنِیۖ وَإِذۡ تُخۡرِجُ ٱلۡمَوۡتَىٰ بِإِذۡنِیۖ وَإِذۡ كَفَفۡتُ بَنِیۤ إِسۡرَ ٰ⁠ۤءِیلَ عَنكَ إِذۡ جِئۡتَهُم بِٱلۡبَیِّنَـٰتِ فَقَالَ ٱلَّذِینَ كَفَرُوا۟ مِنۡهُمۡ إِنۡ هَـٰذَاۤ إِلَّا سِحۡرࣱ مُّبِینࣱ *  وَإِذۡ أَوۡحَیۡتُ إِلَى ٱلۡحَوَارِیِّـۧنَ أَنۡ ءَامِنُوا۟ بِی وَبِرَسُولِی قَالُوۤا۟ ءَامَنَّا وَٱشۡهَدۡ بِأَنَّنَا مُسۡلِمُونَ

“Dan ingatlah ketika Allah berfirman, “Wahai Isa putra Maryam! Ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu sewaktu Aku menguatkanmu dengan Rohulkudus. Engkau dapat berbicara dengan manusia pada waktu masih dalam buaian dan setelah dewasa. Dan ingatlah ketika Aku mengajarkan menulis kepadamu, (juga) Hikmah, Taurat dan Injil. Dan ingatlah ketika engkau membentuk dari tanah berupa burung dengan seizin-Ku, kemudian engkau meniupnya, lalu menjadi seekor burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan ingatlah ketika engkau menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan orang yang berpenyakit kusta dengan seizin-Ku. Dan ingatlah ketika engkau mengeluarkan orang mati (dari kubur menjadi hidup) dengan seizin-Ku. Dan ingatlah ketika Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuhmu) di kala waktu engkau mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.” Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut-pengikut Isa yang setia, “Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada Rasul-Ku.” Mereka menjawab, “Kami telah beriman, dan saksikanlah (wahai Rasul) bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (Muslim).” QS. Al-Ma’idah: 110-111

Tafsir al-Wajiz:

Ingatlah wahai Rasul ketika Allah berfirman: Wahai ‘Isa ingatlah nikmat-Ku atasmu dan atas ibumu yang telah Aku pilih dia, dengan maksud memberitahukan kepada umat terhadap apa yang ada pada keduanya berupa keutamaan dan karomah serta celaan bagi siapa saja yang menjadikan keduanya sebagai tuhan. Ingatlah ketika Aku memberimu kekuatan dengan roh kudus (Jibril ‘alaihissalam), engkau berbicara kepada manusia saat masih bayi dan saat dewasa setelah sampai usia tiga puluh tahun untuk menyampaikan risalah Rabb-mu, ketika Aku mengajarkanmu tulisan yang digunakan untuk menulis, ilmu yang bermanfaat dan pemahaman atas makna – makna, Aku mengajarkanmu Taurat yang diturunkan kepada Musa, dan Injil yang diturunkan kepadamu. Ingatlah ketika engkau mewujudkan dan membentuk sesuatu dari tanah seperti burung dengan kehendak-Ku, maka ketika engkau meniupnya jadilah ia burung hidup yang bergerak dengan perintah-Ku, engkau menyembuhkan orang yang terlahir dalam keadaan buta, dan engkau menyembuhkan orang yang terkena penyakit kusta dengan izin-Ku dan perintah-Ku. Ingatlah ketika engkau mengeluarkan orang yang telah mati dari kuburan mereka dalam keadaan hidup dengan perintah-Ku. Maka perbuatan itu pada hakikatnya adalah karena Allah dan ‘Isa semata – mata hanyalah wasilah. Ingatlah nikmatku atasmu ketika Aku mengubahmu dan mencegah Bani Israil ketika mereka bermaksud membunuhmu setelah engkau datang kepada mereka dengan bukti – bukti dan mukjizat yang jelas yang menunjukkan kenabianmu. Sehingga berkatalah orang – orang kafir di antara mereka: Tidaklah yang engkau datangkan kepada kami ini kecuali hanya sihir yang nyata.

Dan ingatlah ketika Aku mengilhamkan kepada Hawariyyun (mereka adalah sahabat setia Nabi ‘Isa) agar mereka beriman kepada-Ku Tuhan yang satu dan beriman kepada risalah Rasul-Ku. Sehingga mereka berkata: Kami beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dengan keimanan yang benar. Saksikanlah ya Rabb bahwasanya kami orang – orang yang benar dan ikhlas dalam keimanan kami.

Fiqih Ayat atau Hukum – Hukumnya

Sesungguhnya pengingat kepada Nabi ‘Isa terhadap nikmat Allah kepadanya dan kepada ibunya, kalau disebutkan bagi keduanya maka itu untuk dua hal:

Pertama, untuk menceritakan kepada umat apa yang menjadi kekhususan keduanya yang berupa karomah dan keutamaan berupa kedudukan yang tinggi.

Kedua, untuk menegaskan hujahnya, dan menolak orang yang mengingkarinya.

Kemudian Allah ta’ala menyebut satu per satu nikmatnya kepada Nabi ‘Isa ‘alaihissalam. Nikmat tersebut ada delapan, di antaranya terdapat mukjizat yang dengannya Allah kokohkan Nabi ‘Isa: Berbicara saat masih bayi, menciptakan burung, menyembuhkan orang yang buta dan sakit kusta, menghidupkan orang mati, dicegahnya bahaya orang Yahudi sehingga mereka tidak dapat membunuh dan menyalibnya, akan tetapi yang diserupakan dengannya lah yang disalib oleh mereka.

Tiga nikmat yang tersisa merupakan hal yang lazim ada pada kenabian dan risalah: yaitu dukungan dan penguatan dengan Jibril roh kudus ‘alaihissalam, pengajaran ilahiyah dengan tulisan dan pemahaman wahyu serta diturunkannya Injil dan pengetahuan mengenai apa yang diturunkan sebelumnya misalnya yang diturunkan kepada Musa al-Kalim ‘alaihissalam, dan ilham kepada Hawariyyun untuk beriman kepada Allah dan kepada ‘Isa ‘alaihissalam.

Setiap mukjizat dan ayat – ayat yang jelas ini menunjukkan pada benarnya risalah ‘Isa dan semuanya terjadi atas kehendak dan kuasanya Allah.

Nabi ‘Isa bukan satu – satunya yang memiliki mukjizat yang nenunjukkan atas kebenaran risalahnya. Perkara itu adalah sesuatu yang ada pada setiap nabi dan rasul karena manusia itu pada umumnya tidak membenarkan kenabian seorang nabi kecuali dengan bukti sesuatu yang di luar kebiasaan. Itulah yang dinamakan dengan mukjizat. Pada setiap masa terdapat mukjizat yang berkaitan dengan masa itu. Masanya Nabi ‘Isa sendiri adalah masa di mana pengobatan, ilmu – ilmu, dan pengetahuan tumbuh subur. Maka Allah menjadikan pada tangannya apa yang melebihi pengobatan dan pengetahuan manusia. Sedangkan pada zaman Musa sedang marak ilmu sihir dan ilmu sulap, maka Allah ta’ala menolongnya dengan apa yang melebihi sihirnya para penyihir. Baik itu dengan tangan, tongkat, terbelahnya lautan, dan memancarnya air dari batu dengan melimpah sebanyak dua belas mata air sesuai jumlahnya kabilah – kabilah Bani Israil. Adapun zamannya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah zaman yang terkenal dengan keunggulannya dalam percakapan syair, prosa, dan retorika. Maka Allah menurunkan kepadanya al-Qur’an al-Karim yang berisi ilmu bayan, kefasihan, dan ilmu balaghah tertinggi. Maka jadilah mukjizat al-Qur’an itu menjadi mukjizat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hingga hari akhir nanti.

Tujuan dari penyebutan mukjizatnya Nabi ‘Isa alaihissalam adalah sebagaimana telah dijelaskan yaitu sebagai peringatan bagi kaum Nashara yang pada saat turunnya ayat ini berada pada perkataan mereka yang buruk serta berada pada mazhab dan akidah yang lemah dengan mengangkat manusia sebagai tuhan. Mereka mengangkat manusia biasa yang dilahirkan sebagaimana manusia seluruhnya, makan, minum, dan menunaikan hajatnya seperti manusia lainnya.

Wallahu ‘alam bi as-shawab.

Rujukan:
1. Tafsir Al-Wajiz Syaikh Wahbah Zuhaili.
2. Tafsir Al-Munir Syaikh Wahbah Zuhaili.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *