Menghidupkan Malam Lailatul Qodar Adalah Bagian Dari Iman

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ يَقُمْ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa menegakkan lailatul qodar karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” HR. Bukhari.

Penjelasan Lafadz – Lafadz Hadits

مَنْ يَقُمْ
Artinya “barangsiapa menegakkan”. Maksud dari menegakkan adalah menghidupkan malam lailatul qodar dengan sholat, ketaatan, zikrullah, dan segala sesuatu yang mendekatkan diri kepada Allah ‘azza wajalla. Diambil dari kata menegakkan sholat dengan makna melaksanakan ketaatan dan beribadah kepada Allah. Allah berfirman:

قُمِ ٱلَّیۡلَ إِلَّا قَلِیلࣰا

“Bangunlah (untuk shalat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil”. QS. Al-Muzammil: 2.

لَيْلَةَ الْقَدْرِ
Malam lailatul qodar adalah malam yang diberkahi yang di dalamnya bermula turunnya al-Qur’an:

إِنَّاۤ أَنزَلۡنَـٰهُ فِی لَیۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar.” QS. Al-Qadar:1.

Dinamakan dengan malam lailatul qadar karena kemuliaannya dan ketinggian derajatnya di sisi Allah ta’ala. Malam itu adalah malam saat turunnya cahaya ilahi kepada penduduk bumi. Al-qadr maknanya adalah mulia, agung, dan tingginya martabat serta kedudukan.

إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا
Artinya “karena iman dan mengharap pahala” yakni membenarkan janji Allah ‘azza wa jalla dan mencari ridho-Nya, tidak karena riya’ dan ingin dilihat manusia.

غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Yakni terhapus dosa – dosanya yang telah lalu dengan keutamaan malam yang diberkahi tersebut yang dihidupkannya dengan ketaatan dan ibadah. Tidaklah maksudnya ia tidak tidur semalaman namun sebagian besar malamnya ia peruntukkan untuk sholat, zikir, dan menghadap Allah ta’ala.

Faidah Hadits

Hadits yang mulia ini memberi dorongan agar menegakkan malam lailatul qodar dengan menghidupkan sebagian besar malamnya dalam ketaatan kepada Allah dengan sholat, zikir, dan tilawah al-Qur’an.

Wallahu ‘alam bi as-shawab.

Disarikan dari Syarah al-Muyassar Li Shahih al-Bukhari oleh Syaikh Muhammad ‘Ali As-Shabuni.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *