Memuliakan Tamu

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَومِ الآخِرِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَومِ الآخِرِ، فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia menyambung tali silaturahim, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia berkata baik atau diam.” HR. Bukhari dan Muslim.

Faidah Hadits

1. Di antara tanda – tanda keimanan yang sempurna adalah memuliakan tamu. Memuliakan tamu itu: menjumpainya dengan wajah berseri – seri, segera menjamunya, dan mengurus pelayanannya. Di antara tanda – tanda keimanan: menyambung tali silaturahim, yaitu mereka yang merupakan keluarga dekat. Menyambungnya itu dengan: memuliakan mereka, memgunjungi mereka, dan menolong mereka yang membutuhkan.

2. Sedikit berbicara kecuali dalam kebaikan, seperti amar ma’ruf, nahi munkar, dan kalimat thayyibah.

Wallahu ‘alam bi as-shawab.

Rujukan:
al-Bugha, Dr. Musthafa dkk. Nuzhatul Muttaqin Syarh Riyadhus Shalihin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *