Memakan Harta Sesama Dengan Jalan Yang Batil

Tags:

Allah ta’ala melarang setiap mukminin untuk memakan harta orang lain dengan cara yang batil. Allah juga melarang mereka untuk memakan harta diri sendiri dengan cara yang batil. Memakan harta diri sendiri dengan cara yang batil adalah dengan menafkahkan harta tersebut di jalan maksiat. Sedangkan memakan harta orang lain dengan cara yang batil adalah dengan usaha – usaha yang tidak sah seperti riba, perjudian, penggunaan tanpa izin, mengurangi dari yang seharusnya, korupsi, pungli, dsb. Adapun kebatilan adalah segala sesuatu yang menyalahi syariat.

Termasuk dalam memakan harta dengan cara yang batil adalah mengambil kompensasi dari akad – akad yang fasid atau batil seperti menjual barang yang bukan miliknya, mendapatkan harga dari sesuatu yang rusak dan tidak bermanfaat, serta mendapatkan harga dari yang tidak ada nilainya dan tidak bermanfaat seperti monyet, babi, bangkai, khamr, dan lain – lain.

Yang dibolehkan oleh Allah ta’ala adalah memakan harta orang lain dengan jalan perniagaan yang saling ridho di atas syariat. Perniagaan tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan laba dan menjadikannya sebagai salah satu sebab kepemilikan suatu harta. Allah ta’ala berfirman:

(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا)
(وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ عُدْوَانًا وَظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيهِ نَارًا ۚ وَكَانَ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. QS. An-Nisa’ 29-30.

Dari Surat an-Nisa’ ayat 29-30 di atas, dapat kita simpulkan bahwa perniagaan itu haruslah didasari atas asas keridhoan antara orang yang berakad. Salah satu tanda sempurnanya keridhoan adalah adanya khiyar majlis atau hak memilih untuk terus melanjutkan perniagaan atau membatalkannya karena berbagai sebab.

Maka memakan harta hasil jual beli, konsinyasi, jasa, ataupun bentuk perniagaan lain yang dilakukan dengan keterpaksaan adalah termasuk dalam kategori memakan harta orang lain dengan cara yang batil. Termasuk di antaranya adalah pemaksaan menjual tanah, rumah, ataupun barang tertentu baik langsung maupun tidak langsung kepada pihak tertentu dengan cara – cara yang dipaksakan dan tidak atas dasar keridhoan.

Semoga Allah menjaga diri kita dari memakan harta orang lain dan memakan harta diri sendiri dengan cara yang batil. Amiiin.

Rujukan: Tafsir al-Munir karya Syaikh Wahbah Zuhaili.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *