Ada dua mayit yang tidak perlu dimandikan dan disholati yaitu:
1. Orang yang mati syahid dalam perang melawan kaum musyrikin.
Hal ini berdasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma beliau berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْمَعُ بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ مِنْ قَتْلَى أُحُدٍ فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ ثُمَّ يَقُولُ أَيُّهُمْ أَكْثَرُ أَخْذًا لِلْقُرْآنِ فَإِذَا أُشِيرَ لَهُ إِلَى أَحَدِهِمَا قَدَّمَهُ فِي اللَّحْدِ وَقَالَ أَنَا شَهِيدٌ عَلَى هَؤُلَاءِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَمَرَ بِدَفْنِهِمْ فِي دِمَائِهِمْ وَلَمْ يُغَسَّلُوا وَلَمْ يُصَلَّ عَلَيْهِمْ
“Nabi Shallallahu’alaihiwasallam pernah menggabungkan dalam satu kubur dua orang laki-laki yang gugur dalam perang Uhud dan dalam satu kain, lalu bersabda: “Siapakah diantara mereka yang lebih banyak mempunyai hafalan Al Qur’an”. Bila Beliau telah diberi tahu kepada salah satu diantara keduanya, maka Beliau mendahulukannya didalam lahad lalu bersabda: “Aku akan menjadi saksi atas mereka pada hari qiyamat”. Maka Beliau memerintahkan agar menguburkan mereka dengan darah-darah mereka, tidak dimandikan dan juga tidak dishalatkan”.
2. As-suqthu (السُّقْطُ) atau janin yang gugur dari perut ibunya sebelum sempurna yang tidak menangis, bersuara, atau bergerak yang menandakan ada kehidupan dengan jelas.
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan yang lainnya dari Jabir radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:
الطِّفْلُ لَا يُصَلَّى عَلَيْهِ وَلَا يَرِثُ وَلَا يُورَثُ حَتَّى يَسْتَهِلَّ
“Seorang bayi tidak perlu dishalati, juga tidak mewarisi dan mewariskan hingga dia dapat menangis (menampakkan tanda kehidupan).”
Juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Jabir radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِذَا اسْتَهَلَّ الصَّبِيُّ صُلِّيَ عَلَيْهِ وَوُرِثَ
“Jika bayi telah menangis, maka ia telah berhak untuk dishalatkan dan diwarisi.”
Wallahu ‘alam bi as-shawab.
Rujukan:
al-Bugha, Dr. Musthafa Diib. At-Tadzhib fii Adillat Matan al-Ghayah wa at-Taqrib.