Larangan Bid’ah (Perkara yang Diada -Adakan)

Dari Jabir bin Abdullah beliau berkata, bahwasanya apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan khutbah, maka kedua matanya memerah, suaranya lantang, dan semangatnya berkobar-kobar bagaikan panglima perang yang sedang memberikan komando kepada bala tentaranya. Beliau bersabda:

صَبَّحَكُمْ وَمَسَّاكُمْ وَيَقُولُ بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ وَيَقْرُنُ بَيْنَ إِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى

“Hendaklah kalian selalu waspada di waktu pagi dan petang. Aku diutus, sementara antara aku dan hari kiamat adalah seperti dua jari ini (dan menempelkan jari telunjuk dan jari tengah.)”

Kemudian beliau melanjutkan bersabda:

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ

“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Seburuk-buruk perkara adalah perkara yang diada-adakan (bid’ah) dan setiap bid’ah adalah sesat.”

Kemudian beliau bersabda:

أَنَا أَوْلَى بِكُلِّ مُؤْمِنٍ مِنْ نَفْسِهِ مَنْ تَرَكَ مَالًا فَلِأَهْلِهِ وَمَنْ تَرَكَ دَيْنًا أَوْ ضَيَاعًا فَإِلَيَّ وَعَلَيَّ

“Aku lebih utama bagi setiap muslim daripada dirinya sendiri. Karena itu, siapa yang meninggalkan harta, maka harta itu adalah milik keluarganya. Sedangkan siapa yang mati dengan meninggalkan hutang atau keluarga yang terlantar, maka hal itu adalah tanggungjawabku.” HR. Muslim.

Bahasa hadits:
أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْن
Aku dan hari kiamat itu bagaikan ini (merapatkan jari telunjuk dan jari tengah) : Ini adalah majaz bahwa hari kiamat itu sangat dekat. Hari kiamat itu dekat dengan nisbah umur dunia ini yang telah berlalu.

مُحْدَثَاتُهَا
Perkara yang diada – adakan : yaitu perkara baru yang tidak dikenal dalam Kitabullah, Sunnah, Ijma’ dan tidak ada asalnya sama sekali dalam agama ini.

Faedah Hadits:
1. Bahwasanya hal yang paling pantas untuk menyibukkan seseorang adalah Kitabullah dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

2. Hendaknya kita berjuang untuk melawan bid’ah yang menyelisihi agama dan tidak termasuk di bawah salah satu ushul dari perkara – perkara ushul dalam agama ini.

3. Wajibnya jaminan dari baitul mal terhadap anak – anak yatim dan orang – orang yang lemah. Maka para pemimpin bertanggungjawab untuk mengurus mereka menggantikan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

4. Hadits ini menunjukkan juga disyariatkannya waris dalam Islam.

Rujukan: Nuzhatul Muttaqin Syarh Riyadhus Shalihin karya Dr. Musthafa Diib al-Bugha dkk.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *