Allah ta’ala berfirman:
إِنَّ ٱلَّذِینَ فَرَّقُوا۟ دِینَهُمۡ وَكَانُوا۟ شِیَعࣰا لَّسۡتَ مِنۡهُمۡ فِی شَیۡءٍۚ إِنَّمَاۤ أَمۡرُهُمۡ إِلَى ٱللَّهِ ثُمَّ یُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُوا۟ یَفۡعَلُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka menjadi (terpecah) dalam golongan-golongan, sedikit pun bukan tanggung jawabmu (Muhammad) atas mereka. Sesungguhnya urusan mereka (terserah) kepada Allah. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. QS. Al-An’am: 159.
Tafsir dan Penjelasan
Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai ayat ini: “Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya”: mereka adalah ahli bid’ah, ahli syubhat, dan ahli kesesatan dari umat ini. Inilah pendapatnya Mujahid.
Abu Umamah berkata mengenai firman-Nya: “dan mereka menjadi (terpecah) dalam golongan-golongan”, mereka adalah kaum Khawarij.
Dikatakan juga dari jama’ah (Qatadah, Ad-Dhahak, dan As-Suddi): Ayat ini diturunkan mengenai Yahudi dan Nashara ketika mereka memecah agama Ibrahim, Musa, dan Isa, sehingga mereka membuat agama – agama yang berbeda – beda dan aliran – aliran yang bermacam – macam.
Dikatakan juga: Ayat itu umum bagi seluruh kaum kuffar. Ibnu Katsir berkata: Pada zhahirnya, ayat itu bersifat umum mengenai siapa saja yang memecah agama Allah dan bertentangan dengannya. Inilah yang dibenarkan oleh sebagian ahli hadits semisal penulis Tafsir Al-Manar, beliau berkata: Yang benar adalah menggabungkan antara dua pendapat. Sesungguhnya setelah Allah ta’ala menegakkan hujjah – hujjah Islam dalam Surat ini dan membatalkan syubhat – syubhat Syirik, Allah menyebutkan Ahli Kitab dan syariat mereka serta memerintahkan orang – orang yang menerima dakwah Islam untuk bersatu dan tidak berpecah belah sebagaimana orang – orang sebelum mereka berpecah belah. Ini seperti yang disebutkan dalam Surat Ali Imran:
وَلَا تَكُونُوا۟ كَٱلَّذِینَ تَفَرَّقُوا۟ وَٱخۡتَلَفُوا۟ مِنۢ بَعۡدِ مَا جَاۤءَهُمُ ٱلۡبَیِّنَـٰتُۚ وَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ لَهُمۡ عَذَابٌ عَظِیمࣱ
Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai berai dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas. Dan Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang berat. QS. Ali Imran: 105.
Maknanya: Sesungguhnya orang – orang yang memecah belah agama mereka, sehingga mereka mengimani dan mengambil sebagiannya saja serta meninggalkan sebagian lainnya lagi, dan menakwilkan nash – nashnya sesuai hawa nafsu mereka sehingga mereka jadi berpecah belah, setiap kelompok mengikuti pikirannya masing – masing dan fanatik terhadap madzhabnya, janganlah melawan mereka Wahai Muhammad, tinggalkan mereka, biarkan, dan jangan memerangi mereka. Sesungguhnya tugasmu hanyalah menyampaikan risalah dan menjadi penolong syariat agama yang benar. Engkau berlepas diri dari mereka, berlepas diri dari perbuatan mereka, dan jauh dari perkataan dan mazhab – mazhab mereka. Allah lah yang akan menangani urusan dan perhitungan mereka, kemudian Dia akan memberitahu mereka di akhirat dan akan memberi mereka balasan atas pembagian agama yang mereka lakukan. Ar-Razi berkata: Maksud ayat ini adalah dorongan agar kata – kata kaum muslimin itu satu, tidak berpecah belah dalam agama, dan tidak membuat bid’ah.
Sungguh Allah ta’ala telah mengutuk pemecahan itu pada tempat yang lain, Allah ta’ala berfirman mengenai Ahli Kitab:
أَفَتُؤۡمِنُونَ بِبَعۡضِ ٱلۡكِتَـٰبِ وَتَكۡفُرُونَ بِبَعۡضࣲ
Apakah kamu beriman kepada sebagian Kitab (Taurat) dan ingkar kepada sebagian (yang lain)? QS. Al-Baqarah: 85.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri telah memperingatkan perpecahan kaum muslimin. Abu Dawud meriwayatkan dari Mu’awiyah bin Abi Sofyan radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: Ketahuilah, ketika sedang bersama kami Rasulullah ﷺ bersabda:
أَلَا إِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ افْتَرَقُوا عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَهِيَ الْجَمَاعَةُ
“Ketahuilah! Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian dari kalangan ahlu kitab berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan, dan umatku akan berpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan; tujuh puluh dua golongan masuk neraka dan satu golongan masuk surga, yaitu Al-Jamaah.”
Abu Dawud dan At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
تَفَرَّقَتْ الْيَهُودُ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِينَ أَوْ اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً وَالنَّصَارَى مِثْلَ ذَلِكَ وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً
“Kaum Yahudi terpecah menjadi tujuh puluh satu atau tujuh puluh dua golongan. Sedangkan kaum Nasrani seperti itu juga. Dan umatku terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan.”
Maka maksud dari firman-Nya:
فَرَّقُوا۟ دِینَهُمۡ
“yang memecah belah agamanya”. QS. Al-An’am: 159.
adalah mereka berselisih padanya sebagaimana kaum Yahudi dan kaum Nashara berselisih. Dikatakan juga: maksudnya adalah mereka beriman terhadap sebagiannya dan kafir terhadap sebagiannya lagi.
Sebab – sebab perselisihan dan perpecahan itu sangat banyak, yang terpenting di antaranya adalah: cinta kekuasaan, fanatik terhadap kebangsaan, pikiran, dan hawa nafsu, mendengarkan rencana musuh – musuh agama dan tipu daya mereka, kejahilan dan keterbelakangan, mengikuti yang lainnya dalam adat dan tradisi, serta sebagian negeri atau mayoritasnya melepaskan agama dari pemikiran, keyakinan, politik, manhaj, tata tertib, dan peraturan perundang – undangan.
Wallahu ‘alam bi as-shawab.
Rujukan:
Tafsir Al-Munir Syaikh Wahbah Zuhaili.