Kekufuran, Keimanan, dan Balasannya

Tags:

Allah ta’ala berfirman:

(إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَٰلِكَ سَبِيلًا)
(أُولَٰئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا ۚ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا)
(وَالَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَلَمْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ أُولَٰئِكَ سَوْفَ يُؤْتِيهِمْ أُجُورَهُمْ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا)

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: “Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)”, serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan. Orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka, kelak Allah akan memberikan kepada mereka pahalanya. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS. An-Nisa’ : 150-152.

Allah ta’ala di dalam ayat tersebut mengancam orang – orang dari kalangan Yahudi dan Nasrani yang kafir kepada-Nya dan kepada Rasul – Rasul-Nya. Mereka kafir kepada Allah ketika mereka memisahkan antara iman kepada Allah dan iman kepada Rasul-Nya. Mereka beriman kepada sebagian nabi – nabi dan kafir kepada sebagian yang lain karena fanatis, berpegang pada apa yang diwariskan, bertahan pada yang ada dengan hawa nafsu dan syahwat. Maka orang Yahudi beriman kepada para nabi kecuali Nabi Isa dan Nabi Muhammad ‘alaihimassalam, dan orang Nasrani beriman dengan seluruh para Nabi kecuali penutup para Nabi dan Nabi yang paling mulia Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Maka barangsiapa yang mengingkari seorang Nabi dari Nabi – Nabi yang ada maka sungguh ia telah mengingkari seluruh Nabi – Nabi tersebut. Hal ini karena keimanan terhadap seluruh para Nabi adalah wajib. Maka barangsiapa yang menolak kenabian karena hasad, fanatis, atau selera, ketahuilah bahwa keimanan mereka bukanlah keimanan yang syar’i, keimanan mereka hanyalah berasal dari hawa nafsu dan fanatisme.

Oleh karena itu Allah ta’ala berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya..” QS. An-Nisa’ : 150.

Allah mencap mereka bahwasanya mereka kafir terhadap Allah dan Rasul – Rasul-Nya.

وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ

“…dan bermaksud memperbedakan antara Allah dan rasul-rasul-Nya…” QS. An-Nisa’ 150.
Yakni dalam hal keimanan.

وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَٰلِكَ سَبِيلًا

“Dan mengatakan: “Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)”, serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir)” QS. An-Nisa’ 150.

Yakni jalan pertengahan antara keimanan dan kekufuran serta agama yang baru antara Islam dan Yahudi, mereka itu sebagaimana dikabarkan oleh Allah ta’ala:

أُولَٰئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا

“merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya.” QS. An-Nisa’ 151.

Yakni kekafiran mereka itu tidak diragukan lagi, tak pelak lagi bagi orang yang mengaku beriman dengannya (sebagian rasul) karena hal itu bukanlah keimanan yang syar’i. Jika mereka beriman terhadap para rasul itu karena keadaan yang diimaninya itu sebagai Rasulullah, maka tentunya mereka akan beriman dengan pengetahuannya, dengan jelasnya dalil serta kuatnya bukti dari Rasul tersebut bukan berdasarkan fanatisme.

Allah ta’ala menyediakan azab yang menghinakan bagi setiap orang yang kafir terhadap agama ini atau bagi orang yang kafir karena mereka hanya beriman terhadap sebagian rasul dan tidak mengimani sebagian rasul yang lain.

Dengan ini dapat dijelaskan bahwa kafir terhadap Rasul itu ada dua: kafir terhadap seluruh rasul dan kafir terhadap sebagian rasul. Orang kafir jenis yang pertama tidak mengimani satu orang rasul pun dari para rasul yang ada karena mereka mengingkari adanya kenabian atau nubuwwah. Orang kafir jenis kedua beriman kepada sebagian nabi namun tidak mengimani sebagian yang lain semisal Yahudi yang beriman kepada Nabi Musa ‘alaihissalam dan mengingkari Nabi Isa dan Nabi Muhammad ‘alaihimassalam serta semisal orang Nasrani yang beriman kepada Nabi Musa dan Nabi Isa ‘alaihimassalam namun mengingkari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Kedua kelompok tersebut sama dalam hal kelayakan menerima azab karena iman kepada Allah dan Rasul-Nya tidak terbagi. Maka barang siapa yang beriman kepada Allah secara hakiki, mestinya beriman juga kepada seluruh rasul yang diutusnya untuk menunjuki manusia. Allah lah sumber dari risalah tersebut. Para rasul adalah duta Allah kepada makhluknya. Maka tidak dipertimbangkan sama sekali iman kepada Allah dan kufur kepada sebagian rasul-Nya. Ketika itu yang terjadi, tidaklah diterima keimanan seseorang kepada Musa namun kafir terhadap Isa, dan beriman kepada seluruh rasul namun kafir terhadap Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau shallallahu ‘alaihi wasalam telah disebutkan di dalam kitab mereka, disebutkan sebagai kabar gembira dalam kitab tersebut, dan dibenarkan ketika bersama mereka. Adapun Al-Qur’an menjaga atas apa yang terdapat dalam kitab samawiyah sebelumnya. Allah lebih mengetahui dalam menjadikan risalah-Nya, Allah berfirman:

لِكُلٍّ جَعَلْنا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهاجاً

“Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan syariat (aturan) dan manhaj (jalan yang terang).” QS. Al-Maidah : 48.

Kemudian Allah ta’ala menggabungkan antara dua kelompok yang disebutkan sebelumnya dengan kelompok yang ketiga: mereka adalah kaum muslimin, sebagai perbandingan, contoh, dan pelajaran. Mereka adalah orang – orang yang beriman kepada Allah dan seluruh rasul-Nya sebagaimana firman Allah ta’ala:

(آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ)

“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”. QS. Al-Baqarah : 285.

Allah menyediakan balasan yang berlimpah bagi kaum muslimin dan pahala yang mulia:

أُولَٰئِكَ سَوْفَ يُؤْتِيهِمْ أُجُورَهُمْ

“kelak Allah akan memberikan kepada mereka pahalanya.” QS. An-Nisa’ : 152.

Wallahu ‘alam bi as-shawab.

Rujukan:
Tafsir Al-Munir karya Syaikh Wahbah Zuhaili.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *