Hal – Hal Yang Mewajibkan Mandi

Hal – hal yang mewajibkan mandi ada 6, tiga di antaranya berlaku bagi laki – laki dan perempuan yaitu:

1. Bertemunya dua khitan.

Dua khitan yaitu tempatnya khitan, pada anak laki – laki: kulit yang menutup kepaladzakar. Pada perempuan: kulit pada bagian atas saluran kencing. Maksudnya bertemunya dua khitan adalah bersatunya dua khitan tersebut dengan masuknya kemaluan laki – laki ke dalam kemaluan wanita. Ini adalah kiasan untuk jima’.

Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabishallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:

إِذَا جَلَسَ بَيْنَ شُعَبِهَا الْأَرْبَعِ ثُمَّ جَهَدَهَا فَقَدْ وَجَبَ الْغَسْلُ

“Apabila seorang lelaki duduk di antara empat cabang milik perempuan (maksudnya kedua paha dan kedua tangan), kemudian menekannya maka sungguh dia wajib mandi.”

Di dalam riwayat Muslim:

وَإِنْ لَمْ يُنْزِلْ

“Walaupun dia belum keluar mani.”

Hadits tersebut adalah dalil atas wajibnya mandi karena jima’ meskipun belum keluarmani sebagaimana dijelaskan dalam riwayat Muslim.

2. Keluarnya mani.

Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha beliau berkata:

جَاءَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي مِنْ الْحَقِّ فَهَلْ عَلَى الْمَرْأَةِ مِنْ غُسْلٍ إِذَا احْتَلَمَتْ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَتْ الْمَاءَ

“Ummu Sulaim datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata,”Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu dalam perkara yang hak. Apakah bagi wanita wajib mandi jika ia bermimpi jimak?” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Ya, jika dia melihat air.”

Abu Dawud dan yang lainnya meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha beliau berkata:

سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الرَّجُلِ يَجِدُ الْبَلَلَ وَلَا يَذْكُرُ احْتِلَامًا قَالَ يَغْتَسِلُ وَعَنْ الرَّجُلِ يَرَى أَنَّهُ قَدْ احْتَلَمَ وَلَا يَجِدُ الْبَلَلَ قَالَ لَا غُسْلَ عَلَيْهِ فَقَالَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ الْمَرْأَةُ تَرَى ذَلِكَ أَعَلَيْهَا غُسْلٌ قَالَ نَعَمْ إِنَّمَا النِّسَاءُ شَقَائِقُ الرِّجَالِ

“Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pernah ditanya tentang seorang laki-laki yangmendapatkan dirinya basah sementara dia tidak ingat telah mimpi, beliau menjawab: “Dia wajib mandi”. Dan beliau juga ditanya tentang seorang laki-laki yang bermimpi tetapi tidak mendapatkan dirinya basah, beliau menjawab: “Dia tidak wajib mandi”. Kemudian Ummu Sulaim bertanya kepada beliau; Wanita mimpi sebagaimana laki-laki, apakah dia juga wajib mandi? Beliau menjawab: “Ya, sesungguhnya wanita adalah saudara kandung laki-laki”.

3. Kematian.

Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ummu ‘Athiyyah al-Anshariyah radhiyallahu ‘anha beliau berkata:

دَخَلَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ تُوُفِّيَتْ ابْنَتُهُ فَقَالَ اغْسِلْنَهَا ثَلَاثًا…

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menemui kami saat kematian puterinya, lalubersabda: “Mandikanlah dengan mengguyurnya tiga kali…”

Bukhari dan Muslim juga meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma:

أَنَّ رَجُلًا وَقَصَهُ بَعِيرُهُ وَنَحْنُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مُحْرِمٌ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اغْسِلُوهُ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ وَكَفِّنُوهُ فِي ثَوْبَيْنِ…

“Bahwa ada seorang laki-laki yang sedang berihram dijatuhkan oleh untanya yang saatitu kami sedang bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Mandikanlah dia dengan air yang dicampur daun bidara dan kafanilah dengan dua helai kain…”

Adapun tiga hal sisanya yang mewajibkan mandi hanya dikhususkan bagi wanita yaitu:

1. Haidh.

Allah ta’ala berfirman:

فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّى يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

“Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orangyang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah 2 : 222).

(تَطَهَّرْنَ) yaitu mandi

Bukhari meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwasanya Rasulullahshallallahu ‘alaih wasallam bersabda kepada Fathimah binti Abi Khubaisy radhiyallahu ‘anha:

فَإِذَا أَقْبَلَتْ الْحَيْضَةُ فَدَعِي الصَّلَاةَ وَإِذَا أَدْبَرَتْ فَاغْتَسِلِي وَصَلِّي

“Jika haid datang maka tinggalkanlah shalat dan jika telah selesai mandilah dan shalatlah.”

2. Nifas.

Diqiyaskan atas haidh karena darah haidh dan nifas itu satu.

3. Melahirkan.

Karena melahirkan itu adalah mengeluarkan sesuatu yang terbentuk dari mani, dan biasanya keluar darah saat melahirkan.

 

Maraji’:

al-Bugha, Dr. Musthafa Diib. At-Tadzhib fii Adillat Matan al-Ghayah wa at-Taqrib.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *