Para Nabi dan Rasul itu adalah manusia, oleh karena itu boleh saja bagi mereka apa yang boleh bagi manusia selama bukan yang haram, makruh, dan perkara mubah yang memalukan atau yang menjijikkan bagi karakter manusia. Yang boleh bagi mereka itu seperti makan, minum, jima’ yang halal, tidur, dan sakit yang tidak menjijikkan ataupun ayan. Sungguh kaum musyrikin pernah menuntut agar ada Rasul yang tidak makan, tidak berjalan di pasar – pasar, dan tidak menikah. Maka Allah pun membantah tuntutan mereka itu karena Rasul itu adalah manusia. Allah ta’ala berfirman:
وَقَالُوا۟ مَالِ هَـٰذَا ٱلرَّسُولِ یَأۡكُلُ ٱلطَّعَامَ وَیَمۡشِی فِی ٱلۡأَسۡوَاقِ لَوۡلَاۤ أُنزِلَ إِلَیۡهِ مَلَكࣱ فَیَكُونَ مَعَهُۥ نَذِیرًا
“Dan mereka berkata, “Mengapa Rasul (Muhammad) ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa malaikat tidak diturunkan kepadanya (agar malaikat) itu memberikan peringatan bersama dia.” QS. Al-Furqon: 7.
Kemudian Allah ta’ala berfirman:
وَمَاۤ أَرۡسَلۡنَا قَبۡلَكَ مِنَ ٱلۡمُرۡسَلِینَ إِلَّاۤ إِنَّهُمۡ لَیَأۡكُلُونَ ٱلطَّعَامَ وَیَمۡشُونَ فِی ٱلۡأَسۡوَاقِۗ
“Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu (Muhammad), melainkan mereka pasti memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar.” QS. Al-Furqon: 20.
Dan Allah ta’ala berfirman:
وَلَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا رُسُلࣰا مِّن قَبۡلِكَ وَجَعَلۡنَا لَهُمۡ أَزۡوَ ٰجࣰا وَذُرِّیَّةࣰ
“Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad) dan Kami berikan kepada mereka istri-istri dan keturunan.” QS. Ar-Ra’d: 38.
Allah juga membantah mereka dalam kesempatan yang lain:
قُلۡ سُبۡحَانَ رَبِّی هَلۡ كُنتُ إِلَّا بَشَرࣰا رَّسُولࣰا
“Katakanlah (Muhammad), “Mahasuci Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?” QS. Al-Isra’: 93.
Wallahu ‘alam bi as-shawab.
Rujukan:
Syaikh Nuh Ali Salman al-Qudhah, Al-Mukhtashar al-Mufid fii Syarh Jauharat at-Tauhid.