Hadits Aziz (العزيز)

  1. Definisinya:
  • Secara bahasa: adalah sifat musyabbahah (sifat yang dibentuk dari Masdar Tsulati Lazim, sebagai penunjukan suatu makna yang menetap pada yang disifati secara tetap), dari kata (عَزَّ يَعِزُّ) dengan harokat kasrah yang bermakna sedikit dan jarang, atau berasal dari (عَزَّ يَعَزُّ) dengan harokat fathah yang bermakna kuat dan menjadi kuat. Dinamakan demikian mungkin karena hadits tersebut sedikit ataupun jarang, dan mungkin karena kuatnya hadits tersebut karena datang dari jalan yang lainnya.
  • Secara istilah: adalah hadits yang diriwayatkan oleh tidak kurang dari dua orang dalam seluruh tingkatan sanad.

 

  1. Penjelasan Definisi

Yakni dalam suatu tingkatan sanad dari seluruh tingkatan sanad tidak ada yang kurang dari dua orang, adapun ketika dalam sebagian tingkatan sanad terdapat tiga orang atau lebih yang meriwayatkan maka hal itu tidaklah mengapa dengan syarat terdapat tingkatan meski hanya satu tingkatan yang di dalamnya hanya terdapat dua orang perawi. Hal ini karena penjelasan sedikitnya tingkatan atau thobaqat itu dari seluruh tingkatan sanad.

Definisi inilah yang rajih sebagaimana yang diintisarikan oleh al-Hafidz Ibnu Hajar al-Atsqalani. Sebagian ulama’ berkata: bahwasanya hadits aziz itu adalah riwayat dua orang atau tiga orang, maka mereka tidak memisahkan dari hadits masyhur dalam sebagian bentuknya.

 

  1. Contohnya:

Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Anas dan riwayat Bukhari dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ، حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih ia cintainya daripada bapaknya, anaknya, dan manusia seluruhnya. (HR. Bukhari, Muslim, At-Thabrani, dan Ahmad dari empat orang sahabat).

Hadits ini diriwayatkan dari Anas oleh Qatadah dan ‘Abdul Aziz bin Shuhaib. Diriwayatkan dari Qatadah oleh Syu’bah dan Sa’id. Diriwayatkan dari ‘Abdul Aziz bin Shuhaib oleh Isma’il bin ‘Ulliyah dan ‘Abdul Warits dan diriwayatkan dari keduanya oleh banyak orang.

 

  1. Kitab – Kitab yang Paling Masyhur Dalam Masalah Ini:

Para ulama’ tidak menulis kitab secara khusus bagi hadits aziz ini. Yang jelas, hal ini disebabkan karena sedikitnya hadits tersebut dan tidak adanya faidah yang penting dari penulisannya secara khusus.

 

Maraji’:

Mahmud Ahmad Thahhan. Taisir Musthalah al-Hadits.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *