Hal – hal yang wajib dipenuhi saat mandi wajib ada tiga:
1. Niat
Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu beliau berkata:
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
“saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Semua perbuatan tergantung niatnya”
2. Menghilangkan najis – najis yang terdapat pada badan.
Berdasarkan riwayat Imam al-Bukhari dari Maimunah radhiyallahu ‘anha tentang mandinya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
وَغَسَلَ فَرْجَهُ وَمَا أَصَابَهُ مِنْ الْأَذَى
“Beliau lalu mencuci kemaluan dan apa yang terkena kotoran”
Yakni najis – najis dan kotoran.
Imam an-Nawawi menshahihkan di dalam kitabnya bahwasanya mandi untuk menghilangkan hadats (mandi wajib) cukup untuk menghilangkan najis – najis tersebut, dan ini adalah pendapat yang sah. Maka menghilangkan kotoran sebelum menuangkan air ke seluruh tubuh adalah sunnah (bukan wajib).
3. Menyiramkan air ke seluruh rambut dan kulit.
Imam al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنْ الْجَنَابَةِ بَدَأَ فَغَسَلَ يَدَيْهِ ثُمَّ يَتَوَضَّأُ كَمَا يَتَوَضَّأُ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ يُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي الْمَاءِ فَيُخَلِّلُ بِهَا أُصُولَ شَعَرِهِ ثُمَّ يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ ثَلَاثَ غُرَفٍ بِيَدَيْهِ ثُمَّ يُفِيضُ الْمَاءَ عَلَى جِلْدِهِ كُلِّهِ
“bahwa jika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mandi karena janabat, beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya, kemudian berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat, kemudian memasukkan jari-jarinya ke dalam air lalu menggosokkannya ke kulit kepalanya, kemudian menyiramkan air ke atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengalirkan air ke seluruh kulitnya.”
Abu Dawud dan yang lainnya meriwayatkan dari Ali radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaih wasallam bersabda:
مَنْ تَرَكَ مَوْضِعَ شَعْرَةٍ مِنْ جَنَابَةٍ لَمْ يَغْسِلْهَا فُعِلَ بِهَا كَذَا وَكَذَا مِنْ النَّارِ قَالَ عَلِيٌّ فَمِنْ ثَمَّ عَادَيْتُ رَأْسِي ثَلَاثًا وَكَانَ يَجُزُّ شَعْرَهُ
“Barangsiapa yang meninggalkan tempat rambut tatkala mandi junub, dan dia tidak membasuhnya, maka dia diperlakukan dengannya begini dan begini dari api neraka.” Ali berkata; Maka saya memotong rambut kepala saya tiga kali. Dia menggundul rambut kepalanya.“
Maraji’:
al-Bugha, Dr. Musthafa Diib. At-Tadzhib fii Adillat Matan al-Ghayah wa at-Taqrib.