Di Antara Dalil – Dalil Kuasa Allah dan keEsaan-Nya, Serta Tanggung Jawab Rasul

Tafsir QS. Al-An’am: 46-49

Allah ta’ala berfirman:

قُلۡ أَرَءَیۡتُمۡ إِنۡ أَخَذَ ٱللَّهُ سَمۡعَكُمۡ وَأَبۡصَـٰرَكُمۡ وَخَتَمَ عَلَىٰ قُلُوبِكُم مَّنۡ إِلَـٰهٌ غَیۡرُ ٱللَّهِ یَأۡتِیكُم بِهِۗ ٱنظُرۡ كَیۡفَ نُصَرِّفُ ٱلۡـَٔایَـٰتِ ثُمَّ هُمۡ یَصۡدِفُونَ * قُلۡ أَرَءَیۡتَكُمۡ إِنۡ أَتَىٰكُمۡ عَذَابُ ٱللَّهِ بَغۡتَةً أَوۡ جَهۡرَةً هَلۡ یُهۡلَكُ إِلَّا ٱلۡقَوۡمُ ٱلظَّـٰلِمُونَ * وَمَا نُرۡسِلُ ٱلۡمُرۡسَلِینَ إِلَّا مُبَشِّرِینَ وَمُنذِرِینَۖ فَمَنۡ ءَامَنَ وَأَصۡلَحَ فَلَا خَوۡفٌ عَلَیۡهِمۡ وَلَا هُمۡ یَحۡزَنُونَ * وَٱلَّذِینَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔایَـٰتِنَا یَمَسُّهُمُ ٱلۡعَذَابُ بِمَا كَانُوا۟ یَفۡسُقُونَ

Katakanlah (Muhammad), “Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?” Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang (kepada mereka) tanda-tanda kekuasaan (Kami), tetapi mereka tetap berpaling. Katakanlah (Muhammad), “Terangkanlah kepadaku jika siksaan Allah sampai kepadamu secara tiba-tiba atau terang-terangan, maka adakah yang dibinasakan (Allah) selain orang-orang yang zhalim?” Para rasul yang Kami utus itu adalah untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami akan ditimpa azab karena mereka selalu berbuat fasik (berbuat dosa). QS. Al-An’am: 46-49.

Tafsir Al-Wajiz

Katakanlah wahai Nabi kepada orang yang mendustakan risalahmu: Kabarkanlah kepadaku jika Allah membuat kalian tuli dan buta serta menutupi akal, pikiran, dan kesadaran kalian, siapakah tuhan selain Allah yang dapat mendatangkan kembali apa yang telah diambilnya? Lihatlah wahai Nabi bagaimana Kami menjelaskan dan menjadikan bermacam – macam hujah yang menunjukkan atas kebaikan dan kebenaran yang berupa motivasi dan ancaman. Kemudian mereka berpaling darinya sehingga mereka tidak beriman.

Katakanlah kepada mereka wahai Nabi: Kabarkanlah kepadaku tentang apa yang akan kalian perbuat jika adzab Allah mendatangi kalian dengan tiba – tiba tanpa pendahuluan atau tanda – tanda yang memberi peringatan kepada kalian. Seperti yang terjadi pada kaumnya Nabi Luth. Demikian juga ketika adzab itu mendatangi kalian secara terang – terangan setelah didahului oleh tanda – tanda yang menunjukkan terjadinya hal itu. Seperti yang terjadi pada kaumnya Nabi Nuh dan kaumnya Fir’aun. Tidaklah kecelakaan dan adzab itu ditimpakan melainkan kepada kaum yang menzhalimi diri mereka sendiri. Mereka adalah kaum kafir yang bersikeras di atas kekafiran.

Tidaklah kami utus para Rasul itu melainkan memberi kabar gembira berupa surga bagi siapa saja yang mentaati mereka. Serta memberi peringatan dengan neraka bagi siapa saja yang mendurhakai mereka. Barangsiapa yang beriman kepada Allah, Rasul-Nya, dan Kitab-Nya, serta memperbaiki amal perbuatan mereka, maka tidak ada kekhawatiran atas mereka dari adzab akhirat dan mereka tidak bersedih atas apa yang luput dari mereka di kehidupan dunia.

Orang – orang yang mendustakan ayat – ayat Allah yang dengannya para Rasul diutus, mereka akan ditimpa adzab di akhirat dengan sebab kafirnya mereka dan keluarnya mereka dari ketaatan kepada Allah ta’ala.

Fiqih Kehidupan dan Hukum – Hukumnya

Allah lah yang menciptakan makhluk dan melengkapi mereka dengan kunci – kunci pengetahuan berupa pendengaran, penglihatan, dan akal. Dia Maha Kuasa untuk merenggutnya dari mereka. Ketika kunci – kunci tersebut direnggut, siapa kah yang mampu menggantinya? Tidak ada harapan selain Allah. Ketika Allah mengadzab mereka dengan tiba – tiba atau dengan terang – terangan dengan sebab kekufuran mereka dan kemaksiatan mereka, sesungguhnya keadilan Allah menetapkan bahwa tidaklah celaka melainkan orang – orang yang menzhalimi diri mereka sendiri dengan menyekutukan Allah, dan Dia akan menyelamatkan kaum mu’minin yang bertakwa dari adzab itu.

Tugas para Rasul itu hanyalah memberi berita gembira dan memberi peringatan, yakni dengan motivasi dan ancaman. Al-Hasan Al-Bashri berkata: Memberi berita gembira dengan kelapangan rezeki di dunia dan pahala di akhirat, firman Allah ta’ala berikut ini menunjukkan atas yang demikian itu:

وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰۤ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوۡا۟ لَفَتَحۡنَا عَلَیۡهِم بَرَكَـٰتࣲ مِّنَ ٱلسَّمَاۤءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذۡنَـٰهُم بِمَا كَانُوا۟ یَكۡسِبُونَ

Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. QS. Al-A’raf: 96.

Manusia sajalah yang memcatatkan bagi dirinya apa saja yang layak baginya berupa kenikmatan atau siksa. Jika ia beriman terhadap Allah sebagai Rabb dan memperbaiki amalnya, maka ia memperoleh keamanan, kebahagiaan, dan kesenangan. Jika ia mendustakan ayat – ayat Allah yang diturunkan kepada Rasul – Rasul-Nya, ia akan disentuh adzab karena kekufurannya dan kefasikannya.

Wallahu ‘alam bi as-shawab.

Rujukan:
1. Tafsir Al-Wajiz Syaikh Wahbah Zuhaili.
2. Tafsir Al-Munir Syaikh Wahbah Zuhaili.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *