Bangsa Persi bisa menguasai Irak dan wilayah-wilayah di sekitarnya, setelah Cyrus Yang Agung (557-529 SM) dapat mempersatukan barisan bangsa Persi, hingga tak seorang pun berani menyerangnya, hingga muncul Alexander dari Macedonia pada tahun 326 SM, yang mampu mengalahkan raja-raja mereka dan menghancurkan persatuan mereka. Akibatnya, negeri mereka terpecah belah dan muncul raja-raja baru, yang disebut dengan raja-raja Thaw’if. Raja-raja Thawa’if ini berkuasa atas wilayah-wilayahnya sendiri secara terpecah hingga tahun 230 SM. Pada era kekuasaan raja-raja Thawa’if ini orang-orang Qahthan berpindah dan menguasai daerah subur di Irak. Kemudian mereka bergabung dengan keturunan Adnan yang juga berhijrah, dan mereka bersama-sama menguasai sebagian dari Jazirah Eufrat. Continue reading
Category Archives: Sirah
Kekuasaan dan Imarah Di Kalangan Bangsa Arab (Raja – Raja di Yaman)
Selagi kita hendak membicarakan masalah kekuasaan di kalangan bangsa Arab sebelum Islam, berarti kita harus membuat miniatur sejarah pemerintahan, imarah (keemiratan), agama dan kepercayaan di kalangan bangsa Arab, agar lebih mudah bagi kita untuk memahami kondisi eksternal saat kemunculan Islam.
Para penguasa jazirah tatkala terbitnya matahari Islam, bisa dibagi menjadi dua bagian: Continue reading
Kaum – Kaum Bangsa Arab
Ditilik dari silsilah keturunan dan cikal bakalnya, para sejarawan membagi kaum-kaum bangsa Arab menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Arab Ba’idah, yaitu kaum-kaum Arab terdahulu yang sejarahnya tidak bisa dilacak secara rinci dan komplit, seperti Ad, Tsamud, Thasm, Jadis, Imlaq, dan lain – lainnya.
2. Arab Aribah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Ya’rub Yasyjub bin Qathan, atau disebut pula Arab Qahthaniyah.
3. Arab Musta’rabah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Ismail yang disebut pula Arab Adnaniyah.
Tempat kelahiran Arab Aribah atau kaum Qahthan adalah negeri Yaman, lalu berkembang menjadi beberapa kabilah dan suku, yang dikenal adalah dua kabilah: Continue reading
Posisi Bangsa Arab dan Kaumnya
Pada hakikatnya istilah Sirah Nabawiyah merupakan ungkapan tentang risalah yang dibawa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam kepada manusia, untuk mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya, dari penyembahan terhadap hamba kepada penyembahan Allah. Jadi tidak mungkin bisa menghadirkan gambarannya secara pas dan mengena kecuali setelah membandingkan hal-hal dibalik risalah ini dan pengaruhnya. Berangkat dari sinilah kami merasa perlu mengemukakan sedikit uraian tentang kaum-kaum bangsa Arab dan perkembangannya sebelum Islam, serta tentang kondisi-kondisi saat beliau diutus sebagai Rasul. Continue reading
Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq: Nama, Nasab, dan Julukannya
Ia adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib al-Qurasyiy At-Taimiy.[1] Nasabnya bertemu dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pada kakek keenam, yaitu Murrah bin Ka’ab.[2]
Ia mendapatkan julukan atau nama panggilan Abu Bakar, yang berasal dari kata al-bikru yang berarti unta muda. Bentuk pluralnya adalah Bakaarah dan Abkur. Orang – orang Arab menamai Bakar bila ia seorang ayah dari suatu kabilah yang besar.[3]
Abu Bakar mendapatkan banyak gelar, yang semuanya menunjukkan keluhuran martabat dan derajat, serta kemuliaan kedudukannya. Di antaranya adalah:
- Al-Atiq
Gelar ini diberikan kepadanya oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau pernah bersabda kepadanya:
أَنْتَ عَتِيقُ اللهِ مِنَ النَّارِ
“Engkau adalah orang yang dibebaskan Allah dari api neraka.” Continue reading