Bisikan Syaithan Kepada Nabi Adam dan Istrinya Hawa

Tafsir QS. Al-A’raf, ayat 19-21

وَيَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُلا مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ (19) فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْآتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ إِلا أَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ (20) وَقَاسَمَهُمَا إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ (21)

Dan (Allah berfirman), “Wahai Adam! Tinggallah engkau bersama istrimu dalam surga dan makanlah apa saja yang kamu berdua sukai. Tetapi janganlah kamu berdua dekati pohon yang satu ini. (Apabila didekati) kamu berdua termasuk orang-orang yang zhalim.” Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepada mereka agar menampakkan aurat mereka (yang selama ini) tertutup. Dan (setan) berkata, “Tuhanmu hanya melarang kamu berdua mendekati pohon ini, agar kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga).” Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya, “Sesungguhnya aku ini benar-benar termasuk para penasihatmu.”

Allah Subhanahu wa Ta’ala menceritakan bahwa Dia membolehkan Adam ‘alaihissalam dan Hawa (istrinya) bertempat tinggal di surga dan memakan semua buah-buahan yang ada padanya, kecuali satu pohon. Hal ini telah diterangkan di dalam surat Al-Baqarah.

Maka saat itulah timbul rasa dengki dalam hati setan, lalu setan berupaya melancarkan makar dan tipuan serta bisikannya, yang tujuannya untuk mencabut nikmat dan pakaian yang indah-indah dari keduanya.

وَقَالَ

Dan setan berkata. (Al-A’raf: 20)

Yakni secara dusta dan buat-buatan.

مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ إِلَّا أَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ

“Tuhanmu hanya melarang kamu berdua mendekati pohon ini, agar kamu berdua tidak menjadi malaikat.” (Al-A’raf: 20)

Yaitu agar kamu berdua tidak menjadi malaikat atau kekal di dalam surga. Seandainya kamu berdua mau memakannya, niscaya akan kamu peroleh hal tersebut. Makna yang terkandung dalam ayat ini sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَى شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَا يَبْلَى

Setan berkata, “Wahai Adam! Maukah aku tunjukkan kepadamu pohon keabadian (khuldi) dan kerajaan yang tidak akan binasa?” (Thaha: 120)

Yakni agar kamu berdua tidak menjadi dua malaikat.

Seperti firman-Nya:

يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ أَنْ تَضِلُّوا

Allah menerangkan (hukum ini) kepada kalian, supaya kalian tidak sesat. (An-Nisa: 176)

Maksudnya, agar kalian tidak menjadi sesat. Sama pula dengan penger­tian yang ada dalam ayat lainnya, yaitu firman-Nya:

وَأَلْقَى فِي الأرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِكُمْ

Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak berguncang bersama kalian. (An-Nahl: 15)

Yakni agar bumi tidak berguncang menggoyahkan kalian.

وَقَاسَمَهُمَا

Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya. (Al-A’raf: 21)

Maksudnya, setan mengemukakan sumpahnya dengan menyebut nama Allah kepada Adam dan Hawa.

إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ

“Sesungguhnya aku ini benar-benar termasuk para penasihatmu.” (Al-A’raf: 21)

Iblis bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan menyebut nama Allah mengenai hal tersebut, hingga iblis berhasil memperdaya keduanya. Memang adakalanya seorang mukmin tertipu karena nama Allah disebutkan.

Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna ayat, bahwa iblis bersumpah dengan menyebut nama Allah, “Sesungguhnya saya dicipta­kan sebelum kamu berdua, saya lebih mengetahui daripada kamu berdua. Maka ikutilah saya, niscaya saya memberimu petunjuk.” Seorang ahlul ‘ilmi mengatakan, “Barang siapa yang menipu kita dengan menyebut nama Allah, maka kita akan teperdaya olehnya.”

Rujukan:
Syaikh Muhammad ‘Ali As- Shabuni, “Mukhtashar Tafsir Ibnu Katsir”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *