Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha beliau berkata:
مَا رَأيْتُ رسول الله صلى الله عليه وسلم مُسْتَجْمِعًا قَطُّ ضَاحِكًا حَتَّى تُرَى مِنهُ لَهَوَاتُهُ إنَّمَا كَانَ يَتَبَسَّمُ
“Aku tidak pernah melihat Rasulullah ﷺ tertawa terbahak-bahak hingga terlihat langit-langit dalam mulutnya, beliau hanya biasa tersenyum.” Muttafaqun ‘alaih.
اللَهَوَاتُ
Al-lahawaat adalah kata jama’ dari لَهَاة : yaitu daging yang berada di pangkal langit – langit mulut.
Bahasa hadits
مُسْتَجْمِعًا
Berlebih – lebihan dalam tertawa.
Faidah Hadits
Disunnahkannya mempersedikit tertawa. Karena banyak tertawa itu merupakan salah satu tanda lalainya diri terhadap Allah dan bisa jadi mengarahkan pada hilangnya kewibawaan seseorang di antara saudara – saudaranya.
Wallahu ‘alam bi as-shawab.
Rujukan:
al-Bugha, Dr. Musthafa dkk. Nuzhatul Muttaqin Syarh Riyadhus Shalihin.