Belajar Dari Kekalahan di Perang Uhud

Tags:

Umat Islam sudah sangat sering kalah. Baik itu di masa kini maupun di masa Rasul. Perang Uhud misalnya, kaum muslimin kalah telak. Para sahabat bertanya mengapa kita bisa kalah padahal Allah telah berjanji untuk menolong kita? Allah menjawab pertanyaan tersebut di surat Ali Imran 152 sekaligus memberitahukan sebab kekalahan di perang Uhud. Allah ta’ala berfirman:

(وَلَقَدْ صَدَقَكُمُ اللَّهُ وَعْدَهُ إِذْ تَحُسُّونَهُمْ بِإِذْنِهِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا فَشِلْتُمْ وَتَنَازَعْتُمْ فِي الْأَمْرِ وَعَصَيْتُمْ مِنْ بَعْدِ مَا أَرَاكُمْ مَا تُحِبُّونَ ۚ مِنْكُمْ مَنْ يُرِيدُ الدُّنْيَا وَمِنْكُمْ مَنْ يُرِيدُ الْآخِرَةَ ۚ ثُمَّ صَرَفَكُمْ عَنْهُمْ لِيَبْتَلِيَكُمْ ۖ وَلَقَدْ عَفَا عَنْكُمْ ۗ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ)

“Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan diantara kamu ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk menguji kamu, dan sesunguhnya Allah telah memaafkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang orang yang beriman.” QS. Ali Imran 152.

Allah telah memenuhi janjinya untuk menolong kaum muslimin di perang Uhud. Perlu kita ketahui bahwa pada mulanya kaum muslimin dapat membunuh banyak sekali pasukan kafir Quraisy pada perang tersebut. Pasukan kafir Quraisy pun terdesak dan tunggang langgang.

Pada saat itulah ujian dimulai. Sebagian besar pasukan pemanah yang diperintahkan oleh Rasulullah untuk tetap berada di bukit Uhud mulai goyah melihat kaum kafir Quraisy terpukul. Mereka berkata: kenapa kita tetap diam di sini sementara kaum musyrikin telah dikalahkan? Berkata sebagian yang lain: janganlah kalian menyelisihi perintah Rasul selamanya!. Sebagian dari mereka sudah tidak sabar untuk turun dari bukit ikut mengambil ghanimah atau rampasan perang.

Kemudian turunlah pasukan pemanah tersebut dari bukit Uhud dan tidak tersisa kecuali hanya sedikit saja. Melihat hal tersebut, Khalid bin Walid yang saat itu masih kafir pun merangsek menyerang dari belakang bukit Uhud. Karena pasukan pemanah sudah tidak ada di bukit tersebut, maka pasukan berkuda Khalid pun dengan mudah menyerang pasukan kaum muslimin dari belakang. Kalahlah pasukan kaum muslimin.

Allah menyebutkan dalam surat Ali Imran 152 di atas bahwa sebab kekalahan pasukan kaum muslimin adalah adanya sebagian pasukan yang mengharapkan dunia, mereka adalah para pasukan pemanah yang tidak mentaati perintah Rasul. Sementara pasukan yang tetap bertahan di bukit Uhud disifati oleh Allah sebagai orang yang mengharapkan akhirat.

Pelajaran yang dapat dipetik dari kisah perang Uhud di atas sangat berharga. Bahwa kunci dari kemenangan kaum muslimin atas kaum kafir adalah pengharapan mereka semata kepada akhirat yaitu dengan mentaati Rasulullah. Pertimbangan mereka dalam menjalani kehidupan ini adalah apakah segala sesuatunya sudah sesuai dengan perintah Rasul ataukah justru melanggarnya.

Ekonomi dunia Islam kalah, simple saja, karena mereka lebih mengharapkan dunia dengan menjalankan sistem ekonomi berbasis riba. Padahal Allah dan Rasulnya melarang hal tersebut. Mereka khawatir tidak mendapatkan bagian dari gemerlapnya dunia sekarang ini bila tidak menerapkan sistem riba tersebut dengan berbagai skema investasi dan bunganya.

Pendidikan di Indonesia berantakan, simple saja, karena mereka lebih mengharapkan dunia dengan lebih banyaknya jam pelajaran matematika, IPA, dan IPS bila dibandingkan dengan jumlah jam pelajaran agama.

Politik dunia Islam kalah, simple saja, karena pemimpin2 mereka lebih berharap kepada resolusi dewan keamanan PBB daripada kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Mereka berpecah belah menjadi lebih dari 50 negara daripada bersatu sebagaimana perintah Allah dan Rasulnya.

Partai politik Islam di Indonesia pun kalah terus. Apa sebab? Silahkan jawab sendiri. Bahkan kini pun saya tidak mengetahui apa bedanya partai politik Islam dengan partai politik non-Islam kecuali hanya sedikit saja.

Lalu mengapa musuh bisa menang terhadap kita padahal mereka juga sama – sama tidak berpegang kepada perintah Allah dan Rasulnya? Mereka menang bukan karena mereka kuat, namun karena kita yang lemah dan mau mengikuti mereka.

Ya Allah, ampunilah kelalaian kami dalam menjalankan perintahMu dan perintah RasulMu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *