(بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ * الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ * الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا ۖ مَا تَرَىٰ فِي خَلْقِ الرَّحْمَٰنِ مِنْ تَفَاوُتٍ ۖ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَىٰ مِنْ فُطُورٍ * ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِئًا وَهُوَ حَسِيرٌ * وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَجَعَلْنَاهَا رُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ ۖ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيرِ)
“Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah. Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al-Mulk 67 :1-5).
Dari ayat di atas bisa diambil pengertian sebagaimana berikut:
1. Allah Maha Agung dengan zat-Nya dari segala sesuatu selain diri-Nya. Dia adalah pemilik langit dan bumi di dunia dan akhirat. Mahakuasa atas segala sesuatu, yakni memberikan nikmat dan membalas.
2. Allah adalah yang mewujudkan mati dan hidup agar Dia memperlakukan hamba – hamba-Nya sebagaimana perlakuan orang yang menguji dan menetapkan bukti atas mereka, mana yang paling taat dan paling ikhlas kepada Allah. Allah Yang Maha Kuat, menang dalam membalas orang – orang yang melakukan maksiat kepada-Nya, serta Maha ampun kepada orang yang bertobat.
Ibnu Umar mengatakan, “Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam membaca ayat ( تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْك ) sampai ( أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ) lalu bersabda, maksudnya adalah, “siapa yang paling wara’ (menjaga diri) dari keharaman-keharaman Allah dan paling cepat dalam taat kepada Allah.” Pengujian adalah percobaan dan tes sehingga dapat diketahui apakah orang itu taat atau maksiat.
3. Allah juga mewujudkan langit tujuh berlapis – lapis. Kamu tidak melihat dalam penciptaan langit itu ada kebengkokan dan keretakan, tidak ada kontradiksi atau ketidakseimbangan. Ia lurus dan seimbang, yang menunjukkan kebesaran Sang Penciptanya, dan tidak ada aib atau kerusakan di dalamnya.
Jika manusia mengulang – ulang untuk memandang langit berkali – kali, dia tidak akan melihat di dalamnya ada aib. Justru dia akan bingung (terkesima) karena melihatnya. Pandangannya akan kembali kepadanya dalam keadaan tunduk, kecil, dan jauh sekali untuk bisa melihat sedikit kerusakan. Sementara dia telah sangat lelah.
4. Allah subhanahu wa ta’ala menghiasi langit dunia, yaitu langit yang dekat, paling dekat dengan manusia, dengan planet – planet yang bercahaya karena pancarannya. Dari planet – planet itu, Allah menjadikan meteor untuk memukul setan – setan yang membangkang. Allah menyiapkan api yang sangat panas untuk setan – setan karena kekufuran, kesesatan, dan kerusakan mereka. Ayat – ayat itu menunjukkan, kesempurnaan atas kekuasaan dan ilmu Allah subhanahu wa ta’ala.