Dari Abu Dzarr dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى
“Hendaklah masing-masing dari kalian setiap harinya bershodaqoh untuk setiap ruas sendi dan tulangnya, setiap tasbih adalah shodaqoh, setiap tahmid adalah shodaqoh, dan setiap tahlil adalah shodaqoh, setiap takbir shodaqoh, setiap amar ma’ruf nahi mungkar adalah shodaqoh, dan semuanya itu tercukupi dengan dua rakaat dhuha.” HR. Muslim.
Salah satu faidah dari hadits tersebut adalah dorongan untuk memperbanyak shodaqoh, bersyukur kepada Allah ta’ala atas keselamatan diri dan dijauhkan dari bala’. Maka ketika seseorang tidak mampu untuk bersyukur dengan perbuatan, hendaklah seseorang bersyukur dengan lisannya yaitu dengan mendawamkan mengingat Allah atau berdzikir kepada-Nya serta menyatakan kesucian-Nya, keagungan-Nya, keesaan-Nya, dan memberikan nasehat dalam agama-Nya.
Hadits ini juga menjelaskan bahwa banyak sekali jalan atau pintu – pintu untuk beramal kebaikan dan ketaatan dengan menjaga dzikir – dzikir tersebut, mengingat Allah, dan amar ma’ruf nahi munkar.
Selain itu hadits ini juga menunjukkan keutamaan untuk berdzikir dengan lafadz sebagaimana dalam hadits tersebut yaitu tasbih (subhanallah), tahmid (alhamdulillah), tahlil (laailaahaillallah), dan takbir (allahuakbar). Hadits ini juga menunjukkan keutamaan menjaga sholat dhuha.
Shodaqoh dan infaq bagi orang yang mampu melaksanakannya adalah lebih utama daripada amal – amal yang lainnya karena manfaatnya dapat dirasakan oleh orang lain. Barangsiapa yang dapat melaksanakan kesemuanya yaitu dzikir ataupun shodaqoh dan yang lainnya maka hal itu lebih sempurna lagi.