ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِی ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَیۡدِی ٱلنَّاسِ لِیُذِیقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِی عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمۡ یَرۡجِعُونَ
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” QS. Ar-Rum: 41.
Tafsir Al-Muyassar
ظهر الفساد في البر والبحر، كالجدب وقلة الأمطار وكثرة الأمراض والأوبئة وذلك بسبب المعاصي التي يقترفها البشر ليصيبهم بعقوبة بعض أعمالهم التي عملوها في الدنيا كي يتوبوا إلى الله -سبحانه- ويرجعوا عن المعاصي، فتصلح أحوالهم، وتستقيم أمورهم.
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut, seperti kekeringan pertanian, sedikitnya hujan, banyaknya penyakit – penyakit dan wabah – wabah. Yang demikian itu disebabkan oleh kemaksiatan – kemaksiatan yang diperbuat oleh manusia agar mereka ditimpa balasan atas sebagian perbuatan – perbuatan yang mereka kerjakan di dunia sedemikian sehingga mereka bertaubat kepada Allah subhanahu dan mereka kembali dari perbuatan maksiat. Sehingga keadaan mereka menjadi baik dan urusan mereka menjadi lurus.
Renungan
Bagi orang – orang yang beriman, peristiwa musibah banjir misalnya, bukanlah semata disebabkan oleh tingginya curah hujan. Mereka yang yakin dengan kebenaran isi al-Qur’an Surat Ar-Rum ayat 41 tersebut akan berkata bahwa kerusakan yang terjadi adalah akibat ulah tangan kemaksiatan manusia.
Sebagai rakyat, betapa banyak yang menempati daerah aliran sungai yang semestinya tidak boleh ditempati. Betapa banyak juga orang yang membuang sampah sembarangan, termasuk membuangnya di sungai.
Sebagai pemimpin, bagaimana misalnya daerah resapan yang semestinya tidak diijinkan untuk didirikan bangunan namun dikeluarkan izinnya. Sebagai pemimpin, mereka juga tidak memberikan pelayanan angkut sampah gratis atau paling tidak terjangkau biayanya dan masuk hingga ke gang – gang.
Semuanya itu adalah kemaksiatan yang terkait langsung dengan sebab akibat banjir. Ada juga kemaksiatan – kemaksiatan yang tidak berhubungan langsung dengan sebab akibat banjir namun itu bisa jadi pemicu kemurkaan Allah sehingga Allah menimpakan adzabNya. Sebagai contoh misalnya saja kaum sodom, bukankah mereka melakukan kemaksiatan yang tidak berhubungan dengan sebab – sebab terjadinya musibah yang memusnahkan mereka? Namun begitulah kehendak Allah menimpakan azabNya bagi orang – orang yang bermaksiat.
Jadi kita semua perlu berintrospeksi. Hendaknya kita taat kepada Allah baik sebagai individu, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Hendaknya kita menjauhi segala bentuk kemaksiatan dan perbuatan – perbuatan yang menyalahi syariatNya. Apalagi perbuatan – perbuatan penentangan terhadap syariatNya, lebih patut lagi untuk kita jauhi.
Semoga Allah memberikan hidayah dan taufikNya kepada kita semua serta menjauhkan bala’ bencana dari negeri kita sejauh – jauhnya.
Wallahu ‘alam bi as-shawab.