Allah subhanahu wa ta’ala berfirman kepada Nabinya:
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah” (QS. Muhammad 47 : 19)
Allah juga berfirman kepada Nabinya dan juga kepada umatnya:
فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَوْلَاكُمْ
“maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindungmu” (QS. Al-anfal 8 : 40)
Allah juga berfirman:
فَاعْلَمُوا أَنَّمَا أُنْزِلَ بِعِلْمِ اللَّهِ وَأَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَهَلْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“maka ketahuilah, sesungguhnya Al Quran itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah?)” (QS. Hud 11 : 14)
قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا
“Katakanlah (hai orang-orang mukmin): “Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami” (QS. Al-Baqarah 2 : 136)
Berdasarkan ayat – ayat tersebut maka wajib hukumnya mengetahui Allah ta’ala dan ilmuNya. Berdasarkan ayat – ayat tersebut juga wajib untuk mengakui dan bersaksi atas-Nya dengan apa – apa yang dikenalkan-Nya. As-sunnah juga menunjukkan hal yang semisal dengan yang ditunjukkan oleh al-Qur’an.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَمَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَقَدْ عَصَمَ مِنِّي مَالَهُ وَنَفْسَهُ إِلَّا بِحَقِّهِ وَحِسَابُهُ عَلَى اللَّهِ
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan, ‘Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah’, maka barangsiapa yang mengucapkan, ‘Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah’, maka sungguh dia telah menjaga harta dan jiwanya dari (seranganku) kecuali dengan hak Islam, dan hisabnya diserahkan kepada Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Di dalam riwayat yang lain terdapat tambahan:
وَيُؤْمِنُوا بِي وَبِمَا جِئْتُ بِهِ
“dan beriman kepadaku serta dengan al-Qur’an yang aku bawa” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dalam sebuah hadits yang panjang beliau berkata di dalamnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwasanya beliau bersabda:
يَا أَبَا هُرَيْرَةَ وَأَعْطَانِي نَعْلَيْهِ قَالَ اذْهَبْ بِنَعْلَيَّ هَاتَيْنِ فَمَنْ لَقِيتَ مِنْ وَرَاءِ هَذَا الْحَائِطِ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُسْتَيْقِنًا بِهَا قَلْبُهُ فَبَشِّرْهُ بِالْجَنَّةِ
“Wahai Abu Hurairah, bawalah kedua sandalku ini, dan siapapun yang kau temui di balik kebun ini ia bersaksi bahwa tidak tuhan (yang berhak disembah) selain Allah dan ia menancapkan keyakinan ini dalam hatinya, maka berilah kabar gembira kepadanya dengan surga.” (HR. Muslim)
Dari Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barangsiapa meningggal sedangkan dia mengetahui bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah, niscaya dia masuk surga.” (HR. Muslim).
Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ
“Barangsiapa yang kata-kata terakhirnya Laa ilaaha illallaah maka wajiblah surga baginya.” (HR. Abu Dawud, Ahmad, al-Hakim dan yang lainnya. Al-Hakim berkata, hadits ini sanadnya shahih).
Di dalam hadits yang pertama terdapat penjelasan tentang apa yang wajib bagi orang yang diseru hingga ia terlindungi darinya. Di dalam hadits yang kedua terdapat penjelasan tentang apa yang wajib atas seorang hamba yaitu menggabungkan antara mengetahui (ma’rifat) dengan hatinya dan mengakuinya dengan lisan hingga imannya shahih. Di dalam khabar yang ketiga dan yang keempat terdapat syarat agar wafat dalam keadaan beriman sehingga ia berhak masuk surga dengan janji Allah ta’ala.
Maraji’:
Al-Baihaqi, al-I’tiqad wa al-Hidayah ila Sabil al-Rasyad ‘ala Madzhab as-Salaf wa ashhab al-Hadits.