Allah telah mengutus banyak sekali rasul kepada manusia dalam masa yang berganti – ganti dan pada tempat – tempat yang banyak. Risalah – risalah para Rasul tersebut khusus bagi kaum – kaum mereka dan tidaklah bersesuaian kondisi – kondisi mereka. Allah ta’ala berfirman:
إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَإِنْ مِنْ أُمَّةٍ إِلَّا خَلَا فِيهَا نَذِيرٌ
Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan. (QS. Fathir 35:24).
Akan tetapi berbeda halnya dengan Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Allah telah mengutusnya kepada seluruh manusia dan Allah menjadikannya sebagai penutup para nabi. Allah ta’ala berfirman:
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Ahzab 33: 40).
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam diutus kepada seluruh manusia karena syariatnya sesuai bagi setiap zaman dan tempat. Menutupi kebutuhan – kebutuhan manusia atas syariat dengan metode – metode yang banyak, syariat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyempurnakan syariat – syariat.
Kemudian sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam diutus dekat dengan hari kiamat. Beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda:
بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ
Aku diutus, sementara antara aku dan hari kiamat adalah seperti dua jari ini. (HR. Bukhari dan Muslim). Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berisyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah.
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah pengakhir karena beliau datang mengakhiri seluruh para nabi dan juga karena manusia yang datang sesudah diutusnya beliau berhimpun kepada beliau di hari kiamat.
Maraji’:
Syaikh Nuh Ali Salman al-Qudhah, Al-Mukhtashar al-Mufid fii Syarh Jauharat at-Tauhid.