Akhlak – Akhlak Al-Qur’an

Tags:

Di dalam surat An-Nisa’ ayat 36, Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan kepada kaum muslimin untuk memiliki akhlak – akhlak sebagai berikut:

1. Beribadah hanya kepada Allah ta’ala yaitu dengan melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya. Baik itu amalan hati maupun amalan dzhahir.

2. Tidak menyekutukan Allah. Ini adalah lawan dari tauhid atau mengesakan Allah. Kedua hal ini, yaitu beribadah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukanNya, sering kali disandingkan secara bersama – sama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bertanya kepada Muadz bin Jabal:

«هل تدري ما حق الله على العباد؟» قال: الله ورسوله أعلم، قال: «أن يعبدوه ولا يشركوا به شيئا» ثم قال:
«أتدري ما حق العباد على الله إذا فعلوا ذلك؟ قال: أن لا يعذبهم» .

“Apakah engkau (Muadz bin Jabal) tahu apa hak Allah atas hamba? Beliau berkata: ‘Allah dan RasulNya lebih mengetahui’. Beliau bersabda: “Mereka beribadah hanya kepadaNya dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun”. Kemudian beliau bertanya lagi: “Apakah engkau tahu apa hak hamba atas Allah ketika mereka melakukannya?”. Beliau bersabda: “Allah tidak akan mengazab mereka”. HR. Bukhari dan Muslim.

3. Berbuat baik kepada kedua orang tua. Allah subhanahu wa ta’ala juga sering kali menyandingkan antara perintah beribadah kepadaNya dan mentauhidkanNya dengan perintah untuk berbuat baik kepada kedua orang tua. Allah ta’ala berfirman:

أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepadaKu-lah kembalimu. QS. Luqman 14.

Berbuat baik kepada kedua orang tua adalah mentaati keduanya dalam kebaikan dan membantu keduanya, berusaha untuk memenuhi permintaan mereka, dan menjauhkan segala sesuatu yang dapat membahayakan mereka karena kedua orang tua adalah sebab dhahir atas terwujudnya seorang anak.

4. Berbuat baik kepada karib-kerabat. Yaitu silaturahmi kepada kakak, adik, paman, bibi, dan anak keturunan mereka.

5. Berbuat baik kepada anak – anak yatim.
6. Berbuat baik kepada orang – orang miskin yaitu orang – orang yang tidak ada pada mereka kecukupan.

7. Berbuat baik kepada tetangga yang dekat. Yaitu mereka – mereka yang dekat baik secara tempat tinggal, nasab keturunan, maupun agama.

8. Berbuat baik kepada tetangga yang jauh. Yaitu tetangga setelah tetangga dekatnya. Sesungguhnya Islam memerintahkan untuk berbuat baik kepada tetangga dalam muamalah dengan mereka meskipun mereka itu bukan muslim. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

«من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم جاره» .

Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya dia memuliakan tetangganya. HR. Bukhari dan Muslim.

Termasuk dalam berbuat baik kepada tetangganya misalnya sabda Rasulullah:

لَا يَمْنَعُ أَحَدُكُمْ جَارَهُ خَشَبَةً يَغْرِزُهَا فِي جِدَارِهِ

“Janganlah seorang di antara kalian melarang tetangganya menyandarkan kayu di temboknya.” HR. Malik. Shahih.

9. Berbuat baik kepada teman sejawat. Yaitu teman dalam pergaulan seperti dalam belajar, perjalanan, pekerjaan, dan teman duduk di masjid atau dalam suatu majlis.

10. Berbuat baik kepada ibnu sabil yaitu musafir/tamu yang kehabisan bekal. Berbuat baik kepada mereka yaitu dengan cara membantu mereka untuk dapat pulang ke daerahnya.

11. Berbuat baik kepada budak. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda mengenai budak:

“Sesungguhnya saudara-saudara kalian adalah tanggungan kalian, Allah menjadikan mereka dibawah tangan kalian, maka siapa yang saudaranya berada di tangannya hendaklah dia memberi makan dari apa yang dia makan dan memberi pakaian dari pakaian yang ia pakai dan janganlah kalian membebani mereka dengan apa yang mereka tidak sanggup. Jika kalian membebani mereka denagn apa yang mereka tidak sanggup maka bantulah mereka”. HR. Bukhari dan Muslim.

Salah satu berbuat baik kepada budak adalah juga dengan membebaskannya.

12. Tidak berlaku sombong dan berbangga bangga diri. Yaitu sombong dalam perkataan dan perbuatannya. Kesombongan adalah salah satu sifat yang dimurkai oleh Allah karena ia menghina hak – hak manusia dan menyerupai sifat – sifat Allah. Maka orang yang sombong adalah orang yang tidak beribadah hanya kepada Allah, menyekutukan Allah, tidak berbuat baik kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak yatim, tetangga, dan teman – temannya.

Demikianlah akhlak – akhlak Al-Qur’an yang difirmankan oleh Allah ta’ala:

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. QS. An-Nisa’ 36.

Semoga akhlak – akhlak Al-Qur’an tersebut dapat mendarah daging dalam amal dan perkataan kita.

Rujukan utama: Tafsir al-Munir karya Syaikh Wahbah Zuhaili.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *