Daily Archives: June 28, 2017

Mujahadah (Bersungguh – Sungguh) Dalam Beribadah Kepada Allah

Published by:

Dari Anas Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Allah azza wa jalla berfirman:

إِذَا تَقَرَّبَ عَبْدِي مِنِّي شِبْرًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ ذِرَاعًا وَإِذَا تَقَرَّبَ مِنِّي ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ بَاعًا أَوْ بُوعًا وَإِذَا أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً

“Apabila hambaku mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Apabila ia mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku akan mendekat kepadanya sedepa. Apabila ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari.” HR. Bukhari. Continue reading

Sholat Qashar

Published by:

Berkaitan dengan sholat qashar yaitu meringkas sholat, Allah ta’ala berfirman:

(وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الْأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلَاةِ إِنْ خِفْتُمْ أَنْ يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ إِنَّ الْكَافِرِينَ كَانُوا لَكُمْ عَدُوًّا مُبِينًا)

“Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu meng-qashar sholat(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.” QS. An-Nisa’ 101.

Terdapat beberapa pembahasan yang berkaitan dengan ayat tersebut yaitu: Continue reading

Tambah Usia Tambah Banyak Ilmu dan Amal Kebaikan

Published by:

Ketika Makkah dibuka oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai kemenangan Islam atas kekufuran, justru turun sebuah surat yang memerintahkan untuk banyak memuji Allah, memohon ampunan, dan bertaubat. Surat itu adalah surat An-Nashr.

(بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ)
(وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا)
(فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا)

“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” QS. An-Nashr 1-3. Continue reading

Membolak – balikkan Tuduhan Di Hadapan Rasulullah

Published by:

Di Masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ada seseorang yang mengadu kepada beliau bahwa ada seseorang yang mencuri barang – barang milik pamannya. Saat itu bukannya ia tertolong namun malah sang pencuri menuduhnya bahwa ia menuduh sebuah keluarga yang baik keIslamannya dengan tanpa bukti. Kondisi pun berbalik, sang pelapor malah jadi pesakitan. Akhirnya setelah berserah diri kepada Allah, justru turun ayat QS. An-Nisa’ ayat 105-116 yang kembali membalikkan keadaan, yang benar menjadi benar dan yang salah menjadi salah. Bahkan Allah mengecam mereka: Continue reading

Banyaknya Jalan Untuk Beramal Sholeh

Published by:

Dari Abu Dzarr dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Hendaklah masing-masing dari kalian setiap harinya bershodaqoh untuk setiap ruas sendi dan tulangnya, setiap tasbih adalah shodaqoh, setiap tahmid adalah shodaqoh, dan setiap tahlil adalah shodaqoh, setiap takbir shodaqoh, setiap amar ma’ruf nahi mungkar adalah shodaqoh, dan semuanya itu tercukupi dengan dua rakaat dhuha.” HR. Muslim.

Salah satu faidah dari hadits tersebut adalah dorongan untuk memperbanyak shodaqoh, bersyukur kepada Allah ta’ala atas keselamatan diri dan dijauhkan dari bala’. Maka ketika seseorang tidak mampu untuk bersyukur dengan perbuatan, hendaklah seseorang bersyukur dengan lisannya yaitu dengan mendawamkan mengingat Allah atau berdzikir kepada-Nya serta menyatakan kesucian-Nya, keagungan-Nya, keesaan-Nya, dan memberikan nasehat dalam agama-Nya.

Hadits ini juga menjelaskan bahwa banyak sekali jalan atau pintu – pintu untuk beramal kebaikan dan ketaatan dengan menjaga dzikir – dzikir tersebut, mengingat Allah, dan amar ma’ruf nahi munkar.

Selain itu hadits ini juga menunjukkan keutamaan untuk berdzikir dengan lafadz sebagaimana dalam hadits tersebut yaitu tasbih (subhanallah), tahmid (alhamdulillah), tahlil (laailaahaillallah), dan takbir (allahuakbar). Hadits ini juga menunjukkan keutamaan menjaga sholat dhuha.

Shodaqoh dan infaq bagi orang yang mampu melaksanakannya adalah lebih utama daripada amal – amal yang lainnya karena manfaatnya dapat dirasakan oleh orang lain. Barangsiapa yang dapat melaksanakan kesemuanya yaitu dzikir ataupun shodaqoh dan yang lainnya maka hal itu lebih sempurna lagi.

Berbuat Baiklah Kepada Kedua Orang Tua

Published by:

Dari Abdullah Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu beliau berkata:

سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ؟ قَالَ: (الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا) قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ (ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ) قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ (ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ) – قَالَ حدثني بهن ولو استزدته لزادنى

“Aku pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Amal apakah yang paling dicintai oleh Allah?” Beliau menjawab: “Shalat pada waktunya.” ‘Abdullah bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Beliau menjawab: “Kemudian berbakti kepada kedua orangtua.” ‘Abdullah bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Beliau menjawab: “Jihad fi sabilillah.” ‘Abdullah berkata, “Beliau sampaikan semua itu, sekiranya aku minta tambah, niscaya beliau akan menambahkannya untukku.” HR. Bukhari.

Ijtihadnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam

Published by:

Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan Rasul-Nya di dalam QS. An-Nisa ayat 105 untuk memutuskan perkara di antara manusia dengan haq/benar dan adil tanpa didasari atas kecintaan terhadap seseorang. Allah subhanahu wa ta’ala melarang untuk dzalim kepada siapapun meskipun kepada seorang non muslim. Allah ta’ala berfirman:

إِنَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِتَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ بِمَا أَرَاكَ اللَّهُ ۚ وَلَا تَكُنْ لِلْخَائِنِينَ خَصِيمًا

Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat. (QS. An-Nisa’ 105). Continue reading