Keluarnya Dari Neraka Orang – Orang Yang Di Dalam Qolbunya Ada Keimanan Sebesar Atom

Dari Abu Sa’id Al Khudri dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:

يَدْخُلُ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ وَأَهْلُ النَّارِ النَّارَ ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى أَخْرِجُوا مِنْ النَّارِ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ مِنْ إِيمَانٍ فَيُخْرَجُونَ مِنْهَا قَدْ اسْوَدُّوا فَيُلْقَوْنَ فِي نَهَرِ الْحَيَا أَوْ الْحَيَاةِ شَكَّ مَالِكٌ فَيَنْبُتُونَ كَمَا تَنْبُتُ الْحِبَّةُ فِي جَانِبِ السَّيْلِ أَلَمْ تَرَ أَنَّهَا تَخْرُجُ صَفْرَاءَ مُلْتَوِيَةً

“Ahli surga akan masuk ke surga dan Ahli neraka akan masuk neraka. Lalu Allah Ta’ala berfirman: “Keluarkan dari neraka siapa yang didalam hatinya ada iman sebesar biji sawi”. Maka mereka keluar dari neraka dalam kondisi yang telah menghitam gosong kemudian dimasukkan kedalam sungai hidup atau kehidupan. -Malik ragu. – Lalu mereka tumbuh bersemi seperti tumbuhnya benih di tepi aliran sungai. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana dia keluar dengan warna kekuningan.” HR. Bukhari.

Penjelasan Lafadz – Lafadz Hadits

مِثْقَالُ حَبَّةٍ
Yakni seberat sebutir biji. Allah ta’ala berfirman:

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ

“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” QS. Al-Zalzalah: 7.

خَرْدَلٍ
Yakni sayur sawi yang memiliki biji paling kecil di antara biji – biji lainnya, dipergunakan sebagai permisalan dalam hadits ini.

قَدْ اسْوَدُّوا
Yakni berubah menjadi hitam seperti arang karena bekas api dan terbakarnya mereka.

كَمَا تَنْبُتُ الْحِبَّةُ
Artinya “seperti tumbuhnya benih”. الحِبَّةُ dengan kasrah huruf ha nya adalah biji liar tanaman yang tidak menghasilkan makanan, adapun الحَبَّةُ dengan fathah huruf ha nya adalah biji gandum dan sereal. Allah ta’ala berfirman:

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ

“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji.” QS. Al-Baqarah: 261.

فِي جَانِبِ السَّيْلِ
Artinya “di tepi aliran sungai”. Maksudnya adalah saluran tempat mengalirnya air di mana pada tepi – tepinya tumbuh tanaman – tanaman dan bunga – bunga yang indah.

صَفْرَاءَ مُلْتَوِيَةً
Yakni warna kekuningan yang menunjukkan kondisi baik dan segar.

Faedah Yang Dapat Diambil Dari Hadits

Pertama, dalam hadits ini terdapat dalil bahwa orang yang di dalam hatinya ada keimanan seberat biji sawi tidak kekal di dalam neraka. Berdasarkan firman Allah ta’ala:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ ۖ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا

“Sungguh, Allah tidak akan menzhalimi seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan (sekecil zarrah), niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan pahala yang besar dari sisi-Nya.” QS. An-Nisa’: 40.

Kedua, dalam hadits ini terdapat penjelasan keutamaan orang yang beriman dengan beramal. Di antara mereka ada yang imannya kuat dan kokoh seperti gunung. Di antara mereka ada yang imannya lemah, tidak ada padanya kecuali semisal atom.

Ketiga, bahwa orang – orang yang ahli maksiat dan dosa diadzab di dalam neraka hingga mereka berubah menjadi hitam seperti arang. Kemudian mereka dikeluarkan darinya dengan syafaat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam meskipun keimanan mereka lemah hanya sebesar atom.

Wallahu ‘alam bi as-shawab.

Rujukan: Syarah al-Muyassar Li Shahih al-Bukhari oleh Syaikh Muhammad ‘Ali As-Shabuni.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *